Menengok kesibukan pabrik dodol keranjang "Tek Kie" Bandung

user
Muhammad Hasits 28 Januari 2016, 15:33 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Aroma harum manis tercium di depan ruko Jalan Pajagalan 36 Bandung. Sumber wangi berasal dari bagian belakang rumah bercat krem itu. Di sana terdapat beberapa ruangan, salah satu ruangan penuh dengan berton-ton dodol keranjang dengan merek Tek Kie., merek yang tak asing lagi bagi warga Tionghoa-Bandung.

Di ruangan tersebut tampak sejumlah orang-orang yang sibuk memproses dodol dalam mesin tim. Tim menjadi bagian penting dalam membuat dodol. Sebab dodol keranjang dibuat dengan cara ditim.

Ada juga pegawai yang membuat adonan dodol, pegawai lainnya sibuk menyiapkan cetakan, mencetak dodol dalam keranjang berbagai ukuran, dan membungkus dodol dengan plastik.

Dodol yang sudah siap saji diberi cap dengan merek Dodol Keranjang Tek Kie warna merah dan emas. Di cap itu tertera komposisi: tepung beras ketan, gula, dan vanili.

Cap terserbut dilengkapi dengan tulisan mandarin, nomor registrasi dari Dinas Kesehatan, dan logo halal dengan tulisan Arab.

Di ruangan itu juga tampak ratusan loyang-loyang alumunium. Dodol yang sudah dicetak diwadahi loyang alumunium tersebut. Di ruangan lain terdapat mesin giling beras ketan dan berkarung-karung tepung beras.

Menjelang imlek ini mesin-mesin tersebut tak berhenti beroperasi. Sebulan sebelum Imlek sudah banyak pemesan dodol keranjang. Puncaknya seminggu menejelang hari H di mana produksi bisa sampai 21 ton.

Di bagian depan rumah produksi "Tek Kie" terdapat dodol-dodol yang sudah dikemas apik. Warna kemasan didominasi warna merah, warna khas Tahun Baru Cina. Bagian depat rumah itu didominasi dinding kaca yang didesain untuk toko. Ada meja kasir untuk melayani pembeli.

Para pembeli dodol yang eceran maupun dalam skala besar biasa dilayani di bagian depan rumah tersebut. “Sebulan sebelum Imlek kita membuat 4 ton dodol perharinya. Sekarang seminggu jelang Imlek kita siap produksi 21 ton perhari,” kata Viencent Ruslianto, pemilik home industry Dodol Keranjang Tek Kie, kepada Merdeka Bandung, Kamis (28/1).

Menurutnya, pesanan dodol tahun ini naik 10 persen dibandingkan tahun lalu. Dodol Keranjang Tek Kie terdiri dari tiga ukuran, yakni 300 gram, 500 gram dan 1 kilogram dengan harga antara 15 ribu sampai 30 ribu.

Harga tersebut naik dibandingkan tahun lalu. Kenaikan harga dodol terjadi karena di penghujung 2015 lalu kondisi ekonomi memburuk. Naiknya harga bahan-bahan pokok yang berdampak pada harga minyak, gula dan beras ketan yang merupakan komponen utama pembuatan dodol.

“Kami terpaksa menaikkan Rp 1.000 mengikuti kenaikan bahan pokok,” ujar pria 25 tahun tersebut yang sesekali sibuk melayani pembeli.

Ia menambahkan, menaikan harga dodol dipilih demi mempertahankan kualitas. Jika kualitas sama dengan harga sama tentu tidak akan menutupi biaya produksi. “Kami harus mempertahankan kualitas daripada harga tetap sementara kualitasnya turun,” tandasnya.

Kredit

Bagikan