Rasa ragu wanita yang besar jadi kendala terjun di dunia bisnis

user
Endang Saputra 19 Agustus 2018, 14:49 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Community Program Manager Bukalapak, Mayang Puspita mengatakan, pada dasarnya, baik wanita ataupun laki-laki memiliki kapasitas yang sama dalam melakukan bisnis. Namun, hingga saat ini khususnya di Bukalapak justru didominasi oleh para pelapak, sebutan bagi penjual yakni laki-laki.

Kata Mayang, minimnya pedagang perempuan dinilai karena rasa ragu yang begitu besar. Tak sedikit perempuan yang memikirkan berbagai aspek sebagai pertimbangan sehingga membuat keputusan untuk terjun ke dunia bisnis malah surut. Padahal peluang untuk berbisnis khususnya online kini terbuka lebar.

"Lebih ke ragu-ragu, itulah yang membuat pedagang perempuan justru minim dibandingkan dengan laki-laki," ujar Mayang kepada Merdeka Bandung saat ditemui dalam acara ‘Talkshow and Beauty Class Bukalapak’ di Colony Corner, Jalan Sumatra, Sabtu (18/8).

Pihak Bukalapak sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar di Indonesia percaya bahwa digitalisasi membuka banyak peluang bagi pemberdayaan perempuan dan partisipasi perempuan dalam industri bisnis yang lebih setara.

Melalui Srikandi Bukalapak, ribuan perempuan di Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk berkembang dan berkarya dalam satu wadah. Untuk itu, pihaknya berupaya menggenjot para perempuan untuk berani terjun ke dunia bisnis.

"Melalui Komunitas Srikandi Bukalapak ini kami ingin mengajak para anggotanya untuk dapat semakin berkembang dan menjadi womenpreneur handal yang dapat menginspirasi," kata dia.


Selain itu, kata Mayang salah satu kebutuhan perempuan adalah pemahaman terhadap kecantikan dan bagaimana dapat tampil prima untuk menunjang kesuksesan di setiap kesempatan.

Melalui acara talk show dan beauty class ini, seluruh anggota Komunitas Srikandi Bukalapak Bandung disuguhkan sederet materi informatif seputar dunia kecantikan dan bisnis seperti efektivitas jalur distribusi dalam dunia bisnis online, kiat-kiat mengelola keuangan, dan beauty class oleh Wardah.

"Walaupun sibuk mengurus keluarga dan bisnis online, perempuan harus tetap bisa memperhatikan dirinya agar selalu tampil prima. Kegiatan ini diselenggarakan untuk membantu para pelapak perempuan di Bandung agar lebih mengerti kebutuhan fashion dan beauty yang sesuai dengan karakter dan aktivitasnya sehari-hari," ujar Mayang.

Mayang menambahkan, dalam kesempatan ini kegiatan Talk Show & Beauty Class Komunitas Srikandi Bukalapak turut didukung oleh Ninja Xpress, OCBC, dan Wardah. Dihadiri lebih dari 100 peserta, kegiatan ini tidak hanya diramaikan oleh pelapak wanita namun juga mendapat sambutan hangat dari komunitas-komunitas di Bandung yang turut hadir, diantaranya Komunitas Forum Lingkar Pena, Komunitas Baca, dan Geulis Community.

Sementara itu, Director Ninja Xpress, Ignatius Eric Cahya Saputra mengatakan, Ninja Xpress mengerti kebutuhan para pelapak, terutama pelapak perempuan Bukalapak yang memiliki segudang kegiatan.

"Kami hadir untuk membantu para pelapak dengan sistem pengiriman yang cepat dan ekonomis sehingga dapat meningkatkan bisnis para pelapak," tuturnya.

Kegiatan Talk Show dan Beauty Class Srikandi Bukalapak ini diharapkan dapat menjadi wadah silaturahmi antar anggota serta menambah rasa percaya diri dan pengetahuan para pelapak perempuan mengenai perkembangan dunia fashion dan kecantikan.

Dengan begitu, pelapak perempuan tidak hanya cermat dalam mengatur keuangan dan usaha online-nya, namun juga dapat selalu tampil prima di tengah-tengah kesibukan. Hal ini sejalan dengan slogan yang diusung Srikandi Bukalapak, Keluarga Terurus Saldo Nambah Terus.

Diketahui, setelah sukses menyelenggarakan Talkshow dan Beaty Class di Jakarta, Yogyakarta, dan Makassar, kali ini Srikandi Bukalapak menggelar kegiatan serupa di Kota Kembang. Dalam gelarannya di Bandung, kegiatan ini dihadiri oleh Eva Sri Rahayu (penulis buku), Dhidi Azalia (Beauty Enthusiast), Ignatius Eric Cahya Saputra (Director Ninja Xpress), dan Tjoan Beng dan Albert Suryadinata (Region Head OCBC).

Kredit

Bagikan