Wanita membangun kerajaan bisnis, kenapa tidak?

user
Muhammad Hasits 24 Mei 2017, 18:58 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Dewasa ini, istilah 'konco wingking' sang suami mungkin tak lagi diaplikasikan pasangan muda di kota-kota besar. Istilah yang berarti wanita di belakang ini kerap diartikan tugas sebagai seorang istri yang identik bekerja di dapur sekarang sepertinya hanya sebuah istilah saja. Soalnya, tak sedikit wanita yang telah menikah masih memilih untuk melanjutkan kiprahnya sebagai wanita karier.

Meski tak sedikit yang meneruskan kariernya setelah menikah, tak sedikit pula wanita melepaskan pekerjaannya dan memilih untuk menjalani bisnis. Bila bisnis biasanya dilakukan oleh kaum adam, kini tak sedikit wanita yang mulai merintis bisnis dan membangun keuangan secara pribadi. Bagi wanita mau berbisnis namun masih bingung, mau tahu caranya?

Adalah Google yang menghapus kesenjangan peluang ekonomi lewat kegiatan Womenwill Indonesia. Kegiatan yang diselenggarakan di lima kota itu merupakan konferensi dengan pembahasan topik utamanya seputar pengembangan bisnis kecil milik wanita.

Dalam ballroom Harris Hotel & Conventions Festival Citylink, sekitar seribu wanita berkumpul mengikuti kegiatan yang diselenggarakan mulai pukul 08.00 WIB. Mereka antusias mendengarkan pemaparan dari para narasumber. Hal tersebut nampak dari banjirnya pertanyaan kala sesi tanya jawab berlangsung seusai pemaparan materi dari masing-masing pembicara.

"Banyak wanita Indonesia yang ingin berbisnis tapi tidak tahu harus memulai dari mana atau dengan cara apa. Makanya kami kemas acara Womenwill ini untuk menghapus kesenjangan peluang ekonomi dengan membantu wanita Indonesia meraih lebih banyak peluang ekonomi," ujar pemimpin program Womenwill untuk Google Indonesia, Fibriyani Elastria, Rabu (24/5).

Fibri bercerita, dengan hadirnya program Womenwill ini tujuannya untuk membimbing komunitas wanita wirausaha dan mendorong untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman untuk membantu para wanita Indonesia berkembang dengan memanfaatkan teknologi.

Di sisi lain, satu seorang pengusaha wanita di Bandung yakni Aprilia Kristiawan yang merupakan pemilik Papyrus Photo bercerita bahwa dampak signifikan dirasakan semenjak memutuskan bisnisnya secara online merupakan cara yang sangat efisien dan berdampak positif.

"Tidak ada lagi biaya-biaya promosi yang melangit dengan dampak yang tidak bisa diukur. Musuh terbesar kita sebagai kaum perempuan adalah keterbatasan masa lalu ketika dunia digital belum ada. Sekarang, masanya dunia tanpa batas," jelas Aprilia.

Dengan begitu menunjukkan bahwa pendekatan bisnis yang ditujukan khusus untuk para wanita Indonesia sangatlah penting. Oleh karenanya, melalui program Gerakan Pelatihan Usaha Rakyat (Gapura) Digital, Google juga membuat fokus turunan utama program yakni konferensi Womenwill yang berjalan beriringan di sejumlah kota di Indonesia.

Kredit

Bagikan