Angkat keunggulan kopi nusantara, 'Coffee Archipelago' kembali digelar tahun ini

user
Endang Saputra 17 Oktober 2018, 13:22 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Indonesia dikenal sebagai salah satu penghasil kopi terbaik di dunia. Sederet kopi Tanah Air sukses mencuri perhatian, salah satunya adalah kopi dari Jawa Barat. Tingginya minat masyarakat terhadap kopi asli belakangan ini membuat Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) NHI Bandung secara konsisten kembali menggelar ‘Coffee Archipelago’.

Acara rutin tahunan ini kembali digelar untuk ke tiga kalinya. Menariknya, antusiasme peserta tahun ini jauh lebih banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Bila tahun lalu ada sekitar 60 peserta yang mengikuti kompetisi, sekarang tercatat 96 peserta mengikuti kompetisi yang diselenggarakan pada Selasa (16/10) dan Rabu (17/10) itu.

"Antusiasnya luar biasa, tahun ini yang ikut 96 peserta. Peserta yang ikutan bukan hanya mahasiswa STP NHI Bandung, tapi umum. Ada peserta jauh yang dari Salatiga," ujar Penanggung Jawab Acara ‘Coffee Archipelago’, Irawan Sukma Nugraha kepada Merdeka Bandung, Rabu (17/10).

Acara yang diselenggarakan di kampus STP NHI Bandung ini digagas oleh Enhaii Barista Associate sebagai salah satu dari lima klub mahasiswa yang berada di bawah naungan Program Studi Manajemen Tata Hidang. Dibentuk sejak tahun 2014, Enhaii Barista Associate telah sukses menyelenggarakan event dan kompetisi di bidang kopi, yang dikenal dengan ‘Coffee Archipelago’.

Bertempat di Convention Hall Gedung Mandalawangi STP NHI Bandung, event tahun ini mengusung tema ‘Wonderful Coffee of Indonesia’. Coffee Archipelago 2018 akan memperkenalkan 10 destinasi pariwisata di Indonesia, seperti Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Borobudur, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Taman Nasional Wakatobi, Pulau Morotai dan Pulau Komodo.

Event ini juga mengapresiasi 10 daerah penghasil kopi terbaik di Indonesia, dengan harapan keunikan rasa pada kopi Indonesia dapat menarik peminat kopi dari dalam dan luar negeri, karena kopi tidak hanya tentang pahit dan asam, tetapi setiap daerah memiliki keunikan dan rasa masing-masing.

Acara dan kompetisi yang disuguhkan dalam Coffee Archipelago 2018 yaitu Archipelago Public Cupping dan Coffee Talk, Manual Brew Competition, Latte Art Competition, dan Cup Tasters Competition.

Acara ini mengundang delapan orang juri yang terdiri dari pakar di bidang kopi serta memiliki pengalaman menjuarai kompetisi di bidang kopi, yaitu Mia Lakhsmi Handayani (Q Robusta Grader), Adi W. Taroepratjeka (Q Grader Instructor), Dhika Ramadhan (Q Arabica Grader), Teguh Malique (Q Arabica Grader), Firman Gustiana (Co-Founder @collectivecupping), Ovie Kuniawan (Indonesian Latte Art Champion 2017), Irma Purnama (Latte Artist), dan Indra Budiman (Juara 3 Indonesia Latte Art Championship 2017).

"Melalui terselenggaranya kegiatan ini, diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada para peminat tentang kopi, untuk membuat para peminat kopi tertarik dengan kualitas kopi itu sendiri, serta untuk memperluas relasi dengan para partisipan Coffee Archipelago 2018," katanya.

Kredit

Bagikan