Achmaddepp, kenalkan keteduhan agama lewat zine Black Metal Istiqomah


Bandung.merdeka.com - Bicara soal zine tidak akan pernah habis digali, begitu juga dengan perkembangan zine di Bandung. Para pelakunya terdiri dari berbagai kalangan, mulai profesional hingga mahasiswa.
Achmad Deftian Djenuari Rizky, misalnya, yang mengelola zine Black Metal Istiqomah. Dari namanya, zine yang diterbitkan pemuda 25 tahun ini terkesan aneh, sebab memadukan terminologi musik underground dengan agama.
Zine Black Metal Istiqomah rupanya lahir dari perkembangan zaman yang makin beragam. Sebagaimana diketahui, anak muda tidak lepas dengan musik, gaya hidup yang ceria, namun mereka juga memerlukan pengalaman spiritual menyenangkan.
Maka Achmad yang sehari-hari dosen di Universitas Komputer Indonesia (Unikom), Bandung, menciptakan zine ini. Zine berisi komik yang figurnya pria mengenakan stelan black metal: rambutnya panjang dan serba memakai stelan hitam.
Komik zine tersebut dilengkapi dengan dialog atau ilustrasi agama dengan bahasa yang ringan dan santai. Doa-doa dan ajaran agama disampaikan dengan tidak menggurui dan menenangkan.
Contohnya, ketika lebaran lalu si tokoh zine Black Metal Istiqomah mengucapkan selamat lebaran. Ia, dengan stelan hitam-hitamnya plus peci haji, mengucapkan selamat Idul Fitri. Mulutnya tersenyum lebar, dengan wajah memakai make up khas black metal.
“Saya bikin komik doa tapi figurnya blackmetal. Zine ini ingin mendobrak formalitas. Kalau buku agama umum kan si figur yang mengajarkan agama cenderung stelannya soleh, pakai koko dan peci. Kalau di zine Blackmetal Istiqomah tidak seformal itu,” terang Achmad, saat berbincang dengan Merdeka Bandung, Kamis (8/10).
Menurutnya, dibuatnya zine Blackmetal Istiqomah untuk mengenalkan agama secara menyenangkan kepada generasi muda. Baginya masalah agama tidak harus selalu disampaikan dengan cara yang serba formal atau kaku.
“Jadi dengan pendekatan zine agama bisa lebih gampang dicerna,” kata pria yang mulai serius membuat zine sejak 2015. Di dunia zine, ia memakai nickname Achmaddepp.
Ia mengedarkan zinenya ke sesama komunitas, kemudian diunggah ke media sosial facebook maupun instagram. Sekali produksi, ia tidak banyak memproduksi zine tersebut, yakni 20 sampai 35 eksemplar.
“Kalau ada event, baru cetak banyak,” ujarnya.
Namun jika tidak ada event, biasanya ia mengumpulkan ide. Pada hari H, ide tersebut baru diproduksi. Hal ini dilakukan saat mengikuti Bandung Zine Festival baru-baru ini.
Menurutnya, zine merupakan media ekspresi yang luas dan bebas tanpa batas. Kreativitas dan imajinasi bisa diasah melalui zine.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak