Tim Indonesia raih peringkat ke-7 Homeless World Cup 2016

user
Farah Fuadona 20 Juli 2016, 10:28 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Prestasi membanggakan datang dari Tim Nasional Indonesia untuk Homeless World Cup 2016. Setelah berkompetisi dalam turnamen 10-16 Juli di Glasgow, Skotlandia, Timnas berhasil menduduki peringkat ke-7 dunia.

Untuk diketahui, tahun lalu Timnas berada di urutan ke-17 dunia. Kini berkat perjuangan keras tim besutan pelatih Sabrun Hanafi, Indonesia berhasil mendongkrak posisinya dari 64 tim yang berasal dari 52 negara peserta HWC 2016.

Timnas Indonesia sendiri sudah kembali dengan selamat. Untuk menyambut sekaligus membubarkan tim, Rumah Cemara sebagai National Organizer HWC menggelar syukuran sederhana di sekretariat Rumah Cemara, Jalan Gegerkalong Girang 52 Bandung.

Syukuran ini dihadiri semua anggota Timnas, yakni Heru Muhammad Faisal, Roni Sahroni, Angga Sidik Permadi, Wisnu Wantoro, Eman Sulaeman Nandi Saeful Anam, Wiradanu, Antonius Dimas Antonius.  

Direktur Rumah Cemara, Anton Jaya Prawira, mengaku sangat bangga dengan capaian timnas. Terlepas dari prestasi yang diraih, Timnas merupakan hasil proses seleksi yang panjang yang kemudian harus diperjuangkan untuk bisa dikirim ke turnamen tahunan itu.

Tiap tahunnya sejak 2011 Rumah Cemara terus mengirimkan tim ke turnamen HWC yang mengangkat nilai-nilai sosial-kemanusiaan. Peserta yang bisa mengikuti HWC hanya memiliki kesempatan sekali seumur hidup. Setelah mengikuti turnamen anggota tim diharapkan memiliki kesempatan besar untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik lagi.

“Teman-teman di sini yang sudah bergabung dengan HWC akan dibubarkan untuk kembali ke kehidupannya masing-masing,” kata Anton. Namun meski secara formal Timnas Indonesia untuk HWC 2016 dibubarkan, tetapi silaturahmi dan nilai-nilai HWC harus tetap tumbuh dan dikembangkan.

“Teman-teman di sini diharapkan bisa menyebarkan nilai-nilai dan pengalaman bagaimana rasanya membawa nama Indonesia ke luar negeri. Pengalaman ini bisa menjadi motivasi dan inspirasi bagi yang lain,” katanya.

Sebagai komunitas pendamping HIV/AIDS dan pecandu narkoba, Rumah Cemara, kata Anton, bangga karena tiap tahun bisa memberangkatkan tim untuk mengikuti HWC. Serta turut mengangkat isu-isu sosial ke level internasional.

Tim yang dibentuk berasal dari berbagai latar belakang mulai dari orang hidup dengan HIV/AIDS (Odha), kaum miskin kota atau tunawisma, difabel, dan pecandu.

“Mudah-mudahan kita bisa melakukan perubahan dalam diri kita sehingga berdampak pada komunitas, keluarga, bangsa dan negara,” kata Anton.

Kredit

Bagikan