Bandung Foodtruck, komunitasnya dapur berjalan di Bandung
Bandung.merdeka.com - Bandung seolah tidak pernah ada habisnya untuk urusan kuliner. Di kota ini selalu ada saja inovasi-inovasi baru seputar dunia kuliner.
Tak hanya untuk urusan kuliner, Bandung juga tersohor dengan beragam komunitasnya. Komunitas Foodtruck Bandung menjadi salah satu komunitas yang menggabungkan kedua unsur tersebut.
Foodtruck sendiri dalam bahasa Indonesia berarti dapur berjalan. Jika pada umumnya orang berjualan dilakukan di tempat yang menetap, seperti restoran, kedai, kafe, maka tidak demikian dengan yang dilakukan di komunitas ini. Para pengusaha kuliner di komunitas menjalankan usahanya dengan menggunakan mobil telah dimodifikasi secara khusus untuk aktivitas berjualan. Sehingga semua aktivitas mulai dari menjajakan makanan hingga memasak dilakukan di dalam kendaraan.
Komunitas ini sendiri resmi berdiri pada 3 Maret 2014. Komunitas menjadi wadah bagi para pengusaha kuliner di Kota Bandung.
"Awalnya kami masih melakukan aktivitas berjualan masing masing. Kami ketemu pas acara pertama Braga Culinery Night January 2014 dan kami belum saling kenal. Dari situ kemudian kami mulai sering ketemu dan mulai tercetus ide untuk mendirikan komunitas Bandung Foodtruck hingga akhirnya berdiri 3 Maret 2014," ujar Ketua Komunitas Bandung Foodtruck Rezha Noviana.
Awalnya anggota di komunitas masih beberapa, karena memang pengusaha kuliner yang bergerak di bidang ini masih jarang. Namun seiring berjalannya waktu ternyata banyak juga pengusaha kuliner 'foodtruck' di Kota Bandung dan akhirnya bergabung. Saat ini tercatat ada sekitar 30 anggota di komunitas ini.
Dalam menjalankan aktivitas berdagangnya, orang-orang di komunitas selalu berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain alias nomaden. Barang tentu kendaraan roda empat mereka dijadikan sebagai lapak-lapak berjualan.
Untuk menarik para pengunjung mereka memodifikasi kendaran mereka seunik mungkin. Paduan warna warni yang meriah menjadi ciri khas mereka. Namun uniknya masing masing memiliki karakteristik khas masing masing.
Masing-masing anggota komunitas menawarkan beraneka mulai dari makanan tradisonal hingga modern. Sebut saja cireng, kue cubit, ketan, susu murni dan beragam produk lain.
Untuk mempermudah pembeli mengetahui produk yang dijual, mobil-mobil mereka dilengkapi dengan papan nama yang menjadi ciri khas. Nama-nama itu seperti Wildwings, Dim Sum Soe, Bobogi drinks & dessert, Bakso Balap, Cuppa Joe Coffe, Breadpit Corner, Cireng Galing Nyi Sinden dan lainnya.
"Masing masing anggota punya ciri khasnya masing-masing dan produk yang ditawarkan juga berbeda beda," kata Rezha.
Komunitas Bandung Foodtruck sering diundang ke berbagai acara tentunya untuk berdagang. Undangan tak hanya datang dari Bandung tetapi juga hingga ke luar kota seperti Karawang, Cirebon, Jakarta hingga ke Tegal.
"Jadi kalo ada acara kami sering konvoi, jalan bareng. Justru serunya di situ kalau ada acara. Dan di sini meski kami jualan, rasa kekeluargaannya itu terasa sekali," ucap Rezha.
Untuk memudahkan para pecinta kuliner menemukan keberadaan mereka, komunitas ini memiliki akun media sosial. Masyarakat dapat melacak keberadaan mereka di akun media sosial. Untuk twitter akun @BDGfoodtruck dan untuk instagram bdgfoodtruck.