Telkom University kembali raih APICTA Award

Telkom University raih penghargaan APICTA
Bandung.merdeka.com - Prestasi internasional kembali diraih Telkom University pada ajang APICTA (Asia Pacific ICT Alliance) Award 2017 yang diikuti oleh 17 Negara Asia Pacific di Dhaka Bangladesh 7 hingga 10 Desember 2017, dimana pada tahun 2016 Telkom Unviersity juga meraih penghargaan yang sama. APICTA merupakan aliansi dari organisasi ICT untuk membangun dan meningkatkan jaringan guna meningkatkan kerjasama dalam bidang ICT serta meningkatkan inovasi teknologi serta mendorong pengembangan ICT untuk pasar global.
APICTA Awards sendiri merupakan program penghargaan internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran ICT dalam masyarakat dan membantu menjembatani kesenjangan digital.
Program ini dirancang untuk merangsang inovasi ICT dan kreativitas, meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan, memfasilitasi transfer teknologi, dan menawarkan peluang bisnis yang cocok melalui paparan kapitalis ventura dan investor.
Acara yang diadakan sejak tahun 2001 ini diikuti oleh 17 negara se-Asia Pacific yang terdiri dari 200 team dari seluruh Asia Pacific. Telkom University pada ajang ini menurunkan dua tim yakni tim Rhythm yang beranggotakan Abdul Rahman Safari, Fiona Ramadhani Senduk, Dani Agung Prasetyo, Musa Abdul Aziz dan Faishal Rahman. Tim selanjutnya adalah knocknock dengan anggota Aidil Afdan Pananrang, Januar Triandy Nur Elsan dan Mochammad Agusta Naofal hakim.
Tim Rhythm dengan project Adaptive Arrhythmias Monitoring System berhasil meraih merit award dengan kategori student tertiary project, merit award sendiri merupakan penghargaan kepada team yang memiliki selisih point penilaian yang kecil terhadap award atau mungkin umum dibilang sebagai runner up atau medali perak.
Satria Mandala, selaku dosen pembimbing tim Rhythm dan tim knockncok menjelaskan bahwa project Adaptive Arrhythmias Monitoring System. Merupakan sistem cerdas yang bisa menghandel monitoring aritmia sewaktu ada internet maupun sedang tidak ada internet (off line).
Di Indonesia kasus Aritmia cukup tinggi sedangkan peralatan medis untuk penanganan aritmia terbatas, hal ini menyebabkan meningkatnya persentase kematian bagi pasien aritmia, artimia sendiri merupakan masalah pada irama jantung ketika organ tersebut berdetak terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.
“Seperti kita tahu bahwa koneksi internet tidak selalu stabil, oleh karena itu latar belakang dari project ini adalah untuk memberi harapan baru dalam mengatasi masalah dalam penanganan aritmia di Indonesia, dimana alat ini dapat memprediksi potensi aritmia yang mampu dioprasikan secara online dan offline” kata Satria dari siaran berita yang diterima Merdeka Bandung, Selasa (12/12).
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak