Jawa Barat turunkan 16 atlet sepatu roda dalam Pekan Olahraga Nasional

user
Farah Fuadona 22 September 2016, 13:17 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Porserosi) Jawa Barat menurunkan 16 atlet untuk bertarung dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX/2016. Persiapan tim sudah 100 persen. Porserosi Jabar mentargetkan empat medali emas.

"Sejak 2014 setelah PON Riau kota terus persiapan dan berlatih. Latihan bahkan sudah dilakukan dengan atlet dan pelatih Korea Selatan dan New Zeland," kata Ketua Porserosi Jabar, Erry Sudradjat kepada Merdeka Bandung di sela pertantingan PON cabang olahraga sepatu roda di GOR Saparua, Bandung, Kamis (22/9).

Cabor sepatu roda baru dibuka hari ini. Pada pertandingan putra dan putri 300 meter individual time trial, atlet Jabar berhasil meraih medali emas. Mereka adalah Sehilla Mafitra Dewi dan Azmi Al Ghiffari Zayadi.

"Alhamdulillah pagi ini kita mendapat dua emas. Itu membuat kita makin mendekati target," kata Erry Sudradjat.

Menurutnya target empat medali emas cukup realiatis mengingat pada PON Riau 2012 lalu Jabar hanya mendapat satu medali emas. "Inginnya sih kita mendapat 16 emas," ujarnya sembari tertawa.

Dalam PON ini, cabor sepatu roda menyediakan 16 emas yang diperebutkan atlet sepatu roda dari provinsi yang ada di Indonesia. Namun dengan persiapan tim Jabar saat ini, menurut dia seharusnya Jabar memang bisa melampaui target. "Peralaan kita Alhamdulillah sudah lengkap, mungkin daerah lain iri. Jadi kalau tidak berhasil keterlaluan," katanya.

Peralatan yang lengkap itu, ditambah dengan latihan hingga ke luar negeri seperti Korea Selatan dan New Zeland selama setahun. Selain itu, para atlet juga sudah melakukan pengorbanan yang besar. Dari 16 atlet Jabar, semuanya masih sekolah di SMP, SMA dan perguruan tinggi. "Mereka sudah mengorbankam sekolah demi ikut PON," katanya.

Namun ada masalah yang tidak bisa dihindari dalam menggagalam kesuksesan. "Kita tidak bisa menghindari faktor X, misalnya kalau jatuh bagaimana atau ketabrak lawan. Di Riau kan kejadiannya seperti itu, sampai kita harus naik banding," katanya.




Kredit

Bagikan