"Teknologi akan menyapu yang tak siap perubahan"

user
Muhammad Hasits 13 Agustus 2016, 12:19 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Telkom University (Tel-U) menggelar pelantikan terhadap terhadap 1.267 wisudan/wisudawati. Di hadapan peserta wisuda, Rektor Telkom University Mochamad Ashari berpesan tentang perkembangan teknologi termasuk “demam” game Pokemon Go.

Hari-hari terakhir ini, kata Rektor, terlihat jelas fenomena para pengguna telepon pintar (smartphone) yang memainkan aplikasi “Pokemon Go” dari kota besar hingga daerah-daerah yang selama ini belum terbayangkan akan menderita “demam” yang sama.

“Pro-kontra bermuculan, merupakan reaksi yang wajar,” katanya dalam pidato Sidang Terbuka Senat Wisuda Magister, Sarjana, dan Ahli Madya Periode III Tahun Akademik 2015/2016 serta Dies Natalis III Telkom University yang digelar di Telkom University Convention Hall, Kabupaten Bandung.

Prosesi wisudah dihadiri ribuan orangtua yang mendampingi peserta wisuda. Wisuda berlangsung selama dua hari, Jumat-Sabtu (12-13/8).

Namun, lanjut Rektor, satu hal yang penting bahwa perkembangan teknologi telah mengubah wajah dunia begitu cepat. Para lulusan Tel-U harus senantiasa siap menghadapi perubahan di tengah era digitalisasi ini.

“Pilihannya adalah kita ikut berubah atau memutuskan untuk tergerus oleh tsunami perubahan itu,” katanya.

Ia mengingatkan, selepas kuliah dari Tel-U, para wisudawan harus terus menyiapkan diri menghadapi kemajuan teknologi. “Karena konsekuensi yang muncul dari pesatnya perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, adalah perubahan yang begitu drastis dan akan sangat mencengangkan,” ujarnya.

Saat ini, banyak perusahaan besar yang terdampak teknologi, sebagian ada tumbang dan sebagian lagi tertatih-tatih menyusun strategi sambil berharap untuk masih dapat berdiri.

“Bak gelombang tsunami, perkembangan teknologi menyapu habis para pemain yang tidak siap melakukan perubahan,” ujarnya.

Ia mencontohkan, berbagai perusahaan transportasi terancam eksistensi bisnisnya akibat munculnya aplikasi penyedia transportasi yang menghubungkan penumpang dengan pengemudi kendaraan sewaan serta layanan tumpangan.

Begitu pula dengan yang terjadi pada sebagian besar perusahaan media massa. Saat ini perusahaan media segera beralih atau melengkapi dengan media dalam jaringan (online). Banyak perusahaan media  yang terpuruk dihantam media sosial menawarkan kecepatan, kemudahan aksesibilitas, dan sebaran content yang sangat luas ke tangan pemilik akun digital.

“Seiring dengan itu, kita pun tak mengira bagaimana dahsyatnya dampak sosial dan ekonomi yang kemudian muncul sebagai akibat dari perkembangan itu,” ujarnya.

Tel-U lulusannya tersebar di 26 negara

Dari 1.167 orang lulusan Telkom University (Tel-U) tahun ini (2015/2016), sebanyak 100 orang sudah menyatakan bekerja. Sisanya siap mencari berbagai peluang kerja dan usaha.

Para wisudawan akan bergabung dengan keluarga besar alumniTel-U yang pada hari ini jumlahnya telah mencapai 34.083 orang dan berkarir di berbagai perusahaan, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Selain di Indonesia, alumni Tel-U tersebar di 26 negara, seperti Amerika Serikat, Australia, Belgia, Brunei Darussalam, Vietnam, China, Taiwan, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Netherland, Swedia, Norwegia, Perancis, Nigeria, Qatar, Saudi Arabia, Selandia Baru, United Kingdom, Uni Emirat Arab, Nepal, Uzbekhistan, dan Tajikistan.

Rektor terus memotivasi lulusannya agar melanjutkan tradisi berprestasi yang telah ditorehkan para lulusan terdahulu. “Para lulusan Tel-U agar terus meningkatkan prestasi di dunia kerja atau di bidang usaha. Prestasi di Tel-U merupakan sebuah tradisi,” ungkapnya.

Salah satunya prestasi yang ditorehkan alumnus dan mahasiswa Tel-U adalah pilot project Pondok Terang. Proyek ini terdiri dari desain dan instalasi solar cell, pembuatan lampu jalan, akses internet, dan wireless sensor network untuk sistem pencegahan bencana (disaster prevention system) di Pulau Mapur, Kepulauan Riau, Indonesia.

Proyek tersebut terdiri dari Amanda Julia Isa (mahasiswi S1 Teknik Telekomunikasi yang baru lulus April 2016 lalu), Muhammad Ibnu Muharrom (mahasiswa S1 MBTI angkatan 2013), Masriza Kurniawan (mahasiswa S1 Teknik Telekomunikasi angkatan 2012), serta satu rekan mereka, Dewi Mariam.

Akibat keberhasilan tersebut, tim diundang pada humanitarian workshop yang akan dilaksanakan di Portland Oregon, Amerika Serikat, Oktober nanti.

Kredit

Bagikan