Telkom University dukung pengembangan konsorsium kartu pintar

user
Farah Fuadona 11 Agustus 2016, 10:47 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Rektor Telkom University (Tel-U) Prof. Mochamad Ashari mendukung pengembangan konsorsium Smart Card (kartu pintar) yang dikembangkan bersama Dewan Riset Nasional (DRN). Pengembangan kartu pintar sebagai dukungan terhadap kemandirian teknologi.
 
“Indonesia membutuhkan kemandirian teknologi yang artinya teknologi dari riset sampai produksi dikuasai oleh anak-anak bangsa. Untuk itulah Telkom University bersama Dewan Riset Nasional serta Kemenkominfo menggagas pengembangan Smart Card di Indonesia,” ujarnya melalui rilis yang diterima Merdeka Bandung, Kamis (11/8).
 
Ia menjelaskan, konsorsium pengembangan kartu pintar terdiri dari empat perguruan tinggi dan lima perusahaan. Tiga perguruan tinggi tersebut adalah Tel-U, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Indonesia (UI), dan Universitas Hasanuddin (Unhas).
 
Sedangkan lima perusahaan yang terlibat yaitu PT Industri Telekomunikasi Indonesia (PT Inti), PT Xirka Silicon Technology, PT Data Aksara Matra (PT DAM), PT Inti Bangun Sejahtera (IBS), dan PT Versatile.
 
Pembentukan konsorsium didasari penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding) di Solo, Jawa Tengah, baru-baru ini.
 
Mochamad Ashari melanjutkan, pihaknya telah menunjuk Research Centre for ICT Business sebagai pelaksana kerja sama pembentukan konsorsium. Pengembangan kartu pintar dipilih karena saat ini kartu pintar sudah digunakan luas di masyarakat mulai dari e KTP, akses pendidikan, dan lainnya. Sehingga kartu pintar menjadi kebutuhan mendasar.
 
“Konsorsium ini nanti akan mendorong perguruan tinggi dan industri yang terlibat untuk meningkatkan inovasi smart card serta program aplikasinya yang akan digunakan di kampus-kampus seluruh Indonesia,” katanya.
 
Untuk diketahui, pengembangan kartu pintar oleh konsorsium dilatarbelakangi berbagai pertemuan dan pembahasan yang difasilitasi Dewan Riset Nasional. Dewan Riset Nasional merupakan badan yang digagas Prof. BJ. Habibie.
 
Hasil pertemuan tersebut antara lain komitmen setiap perguruan tinggi yang terlibat untuk menerapkan hasil prototipe smartcard ini dalam sistem pembelajaran di kampus.
 
Smart Card ini nantinya dapat digunakan antara lain untuk mengakses data akademik, pembayaran di cafetaria atau kantin, kehadiran mahasiswa di kelas, pengelolaan ruang kuliah, akses ruangan, monitoring aktivitas kampus, serta penggunaan tempat menyimpan (locker) dan surat (mailbox).

Kredit

Bagikan