UPI ingin bikin mobil kampus ramah lingkungan

user
Muhammad Hasits 28 Mei 2016, 16:33 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) berencana membangun transportasi dalam kampus berbasis riset mahasiswa. Lewat rencana tersebut hasil-hasil riset mahasiswa diharapkan makin berkembang dan berkelanjutan.

“Riset akan berkembang jika diterapkan . Kita sudah bicara dengan universitas akan tingkatkan riset ini menjadi mobil kampus,” kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UPI, Asep Kadarohman di Kampus UPI, Bandung, Jumat (27/5).

Rencana tersebut disampaikan Asep di tengah rencana keberangkatan Tim Bumi Siliwangi Team 4 untuk mengikuti Shell Eco-marathon Drivers World Championship (DWC) London 2016. Mereka dan mobil karya mereka yang bernama Turangga Cheta EV3 akan mewakili Indonesia mengikuti kompetisi mobil irit dunia tersebut.

Saat ini, kata Asep, pihaknya akan menghitung berapa dana yang dibutuhkan untuk membuat mobil kampus ramah lingkungan. Menurutnya, kondisi geografis UPI yang cukup luas dengan kontur yang naik turun memang memerlukan transportasi dalam kampus.

Mobil yang harus dikembangkan dalam kampus harus berteknologi ramah lingkungan, berbahan bakar listrik dan tidak bising sehingga kondusif untuk dipakai di dalam kampus. Ia yakin mahasiswa UPI akan bisa mengembangkan mobil angkutan dalam kampus.

“Lewat aplikasi akan timbul masalah baru nanti risetnya akan terus berkembng. Ini akan motivasi kenapa kita ingin mebuat mobil yang lebih nyata yang dikembangkan mahasiswa UPI,” katanya.

Mobil angkutan dalam kampus minimal harus mampu memuat 10 orang. Tim Bumi Siliwangi Team 4 sendiri sejauh ini cukup berhasil dalam mengembangkan mobil Turangga Cheta EV3. Sehingga tinggal dilakukan  riset lebih jauh lagi untuk membuat mobil dengan kapasitas lebih dari 10 orang.

Namun, UPI belum bisa menargetkan kapan realisasi riset pengembangan mobil transportasi dalam kampus. “Kita lagi siapkan itu dan tergantung kesiapan tim juga. Karena dana kita siapan. Tapi kalau riset belum tuntas, yang jelas kita harapkan segera menjadi wujud nyata,” ungkapnya.

Jika riset tersebut berhasil, tambah dia, UPI akan menjadi kampus pertama yang memelopori transportasi dalam kampus yang ramah lingkungan.

Bersaing di Eropa
 
Mobil Turangga Cheta EV3 yang dirancang Tim Bumi Siliwangi Team 4 dari UPI Bandung harus bersaing dengan 24 peserta dari tiga benua dalam Shell Eco-marathon Drivers World Championship (DWC) London 2016. Sebanyak 24 peserta tersebut adalah yang terbaik dari benua Asia, Amerika, dan Eropa. Tidak hanya adu cepat, DWC London 2016 juga menghendaki mobil yang irit.

Kecepatan dan keiritan akan menjadi kesulitan khusus yang dihadapi semua tim. Hal ini diakui Manajer Tim Bumi Siliwangi Team 4, Amin Sobirin.

“Kalau cepat-cepatan lebih senang daripada irit-iritan yang lebih pusing,” kata Amin.

Mahasiswa semester akhir jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik dan Kejuruan UPI ini mengungkapkan, pihaknya sudah mempersiapkan teknis maupun mental. Mobil Turangga Cheta EV3 disiapkan sejumlah perubahan, mulai dari rem, sistem daya yang menggunakan tenaga listrik, hingga spesifikasi lainnya. Menurut Amin, pihaknya akan menghadapi persaingan yang berat.

“Kalau pesaing berat dari Asia Singapura,” kata Amin. Dari Benua Amerika, sambung dia, justru hampir tidak ada yang ditakuti. “Kalau AS kan negara-negara bagian. Jadi dari AS saya sih tidak terlalu menakutkan, yang lebih takut itu sebenarnya Eropa,” ujarnya.

Menurutnya, mobil-mobil listrik Eropa memiliki jarak tempuh yang jauh dengan efisiensi lebih tinggi. Kendati demikian, kecepatan mobil Eropa masih 30 km/jam, artinya masih bisa bersaing dengan si Turangga Cheta.

Pada SEM Asia, di Filipina, Maret lalu, Turangga Cheta menorehkan catatan 78/kwh sehingga berhasil menjadi juara dua. Prestasi ini membuat Shell Eco-marathon DWC London 2016 mengundang Tim Bumi Siliwangi Team 4 untuk berkompetisi di level lebih tinggi lagi.

Kredit

Bagikan