Potensi sektor perikanan di Indonesia capai Rp 1,2 Triliun Dollar

user
Farah Fuadona 20 Maret 2016, 11:13 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kekayaan laut Indonesia menjadi salah satu yang terbesar di dunia. Potensi ekonomi laut di Indonesia diperkirakan mencapai 1,2 triliun dolar per tahun.

Hal ini diungkapkan Guru Besar Fakuktas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB Prof.Dr.  Rokhmin Dahuri MS dalam acara kuliah umum bertajuk 'Membangun Seltor Perikanam dan Kelautan di era Globalisasi' yang digelar Di Bale Sawala, Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Sabtu (19/3).

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Era Presiden Megawati ini menuturkan 75 persen wilayah Indonesia yang didominasi oleh laut, membuat potensi kekayaan di Indonesia sangat besar. Dia menyebut ada 11 sektor ekonomi kelautan yang menjadi penyumbang potensi ekonomi. Adapun 11 sektor tersebut yakni perikanan tangkap, perikanan budidaya, industri pengolahan hasil perikanan, industri bioteknologi kelautan, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pariwisata bahari, kehutanan pesisir, transportasi laut, industri dan jasa maritim, sumber daya wilayah pulau-pulau kecil, dan sumber daya alam (SDA) non-konvensional.

"Jika ditotalkan potensi ekonomi dari 11 sektor ekonomi kelautan ini diperkirakan mencapai 1,2 triliun dolar," ujar Rokhmin.

Dia mengatakan, potensi perikanan Indonesia merupakan salah satu yang besar di dunia. Dia memperkirakan, produksi perikanan di Indonesia mencapai 65 juta ton per tahun. Jumlah ini lebih besar dibandingkan dengan China yang hanya 60 juta ton.

"Berbicara potensi di seluruh dunia mungkin kita paling besar. Tapi itu baru potensi," katanya.

Dengan potensi itu lanjut Rokhmin, sudah saatnya pemerintah memanfaatkan secara lestari. Menurut dia,
ekpansi usaha prioritas perikanan di Indonesia harus berada di sektor perikanan budidaya, jangan lagi berada di sektor perikanan tangkap.

"Perikanan tangkap sudah hampir jenuh sudah 78 persen tingkat kemanfaatannya. Kalau di perikanan budidaya laut kan baru 10 persen, di tambak baru 25 persen dan, air tawar 40 persen. Orang kan maunya 90 persen di penangkapan. Untuk di penangkapan seharusnya lebih banyak ke aspek pengendalian, supaya menyeimbangkan," ungkapnya.

Kredit

Bagikan