Tepung mocaf, memiliki sejuta manfaat dari petani hingga anak autis
Bandung.merdeka.com - Siapa tak mengenal singkong? Panganan lokal ini memiliki beragam manfaat. Salah satunya singkong bisa diolah menjadi tepung mocaf, yang kandungannya sangat baik bagi anak-anak penderita autis, orang yang menjalani program diet dan penderita diabetes mellitus.
"Tepung mocaf ini baik untuk anak berkebutuhan khusus (autis), mereka tidak boleh makan terigu dan gula," jelas Totty kepada Merdeka Bandung.
Salah satu yang memanfaatkan singkong menjadi tepung mocaf adalah Totty Darlina, 60 tahun, dan Rizal Munawar, 64 tahun. Tepung mocaf berbahan dasar singkong yang telah dimodifikasi sehingga karakter dan fungsinya seperti terigu.
Tepung mocaf memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan tepung terigu, yaitu memiliki serat dan kalsium tinggi serta kadar lemak rendah. Pembuatan tepung ini pun diproses secara organik. Sehingga baik menghambat proliferasi sel kanker karena mengandung zat skopoletin.
Sejumlah kandungan tersebut, kata Totty, didapat melalui serangkaian penelitian saat memulai usaha produksi tepung singkong pada 2012. Ia mengakui banyak mengalami kendala sebelum bisa mensertifikasi produknya hingga memasarkannya. Kendala tersebut di antaranya cara membuat tepung yang baik dan higienis.
“Kami banyak bertanya ke berbagai sumber dari peneliti hingga praktisi, Alhamdulillah banyak teman-teman dari peneliti pertanian yang membantu kami,” ungkap ibu tiga anak dan tiga cucuk ini.
Kini di bawah payung CV Karunia Maha Cipta tepung mocaf bermerek Mocaf Bandung itu dikemas plastik berwarna merah bertuliskan Non Gluten (tidak menyebabkan alergi) dengan logo halal dari MUI dan telah memiliki nomor registrasi dari BPOM. Singkong yang ia peroleh berasal dari petani di daerah Subang, Garut dan Tasikmalaya.
Tooty berharap lewat tepung mocaf citra singkong bisa diangkat ke level lebih tinggi lagi, tidak hanya dianggap sebagai makanan tradisional. Tetapi juga bisa dihidangkan sebagai makanan berkelas sehingga dapat mengangkat kesejahteraan petani singkong.
Ia juga menjalin kemitraan terutama dengan petani singkong di Garut. Singkong yang mereka panen dibeli dengan harga Rp 2 ribu per kilogram. Jika Mocaf Bandung makin maju, ia yakin akan lebih banyak lagi petani singkong yang bisa diajak bekerja sama.
“Dengan begitu bisa berdampak pada kesejahteraan petani singkong,” kata pengusaha yang saat ini mempekerjakan lima karyawan tetap.
Namun, pembuatan tepung mocaf selama ini terkendala ketersediaan bahan baku. Petani mitra, kata Totty, kadang tidak bisa menyediakan jumlah singkong yang dibutuhkan. Untuk mencari tambahan bahan baku, ia harus bersaing dengan produsen kripik, tepung tapioka, tape dan bioetanol.
Secara teori singkong bisa ditanam di mana saja di Indonesia. Tetapi kenyataannya untuk mendapat pasokan singkong dalam jumlah besar dan berkelanjutan itu sulit. Ia berharap pemerintah memahami potensi singkong dengan membuat tata niaga pertanian yang mendukung potensi singkong. Sebab singkong merupakan makanan yang bisa membantu program kedaulatan pangan yang dijalankan pemerintah.
Selain itu pemerintah juga harus membantu mensosialisasikan tepung mocaf kepada masyarakat. karena tepung kaya manfaat ini belum terlalu dikenal masyarakat. Padahal tepung ini alternatif dari terigu yang notabene produk impor.
“Dengan memakai tepung mocaf, otomatis akan mengangkat potensi bahan pangan lokal. Saya harap masyarakat mulai memakai produk dalam negeri atau bahan baku lokal,” ujarnya.