Penggunaan Teknologi AI dalam Proses Mencari Kandidat Kerja

Ilusttrasi Pencari kerja
Bandung.merdeka.com - Meski semua departemen dalam sebuah bisnis memiliki kesibukan dan rutinitasnya sendiri, namun nyaris tidak ada yang sesibuk HR yang hampir selalu berada di bawah tekanan besar. Tiap hari, para profesional di departemen ini ditugaskan untuk menganalisa berbagai masalah personalia. Namun, tantangan utama datang ketika HR ditugaskan untuk mengisi sebuah lowongan sesegera mungkin.
"Nah, masalahnya adalah, mengganti personel bukan lah hal yang mudah. Dan tentu saja, posisi ini harus diisi dengan orang yang paling berkualitas, paling termotivasi dan pekerja keras. Skala komplikasi masalah menjadi jauh lebih besar ketika setelah lowongan dibuka, ada ratusan lamaran yang diterima," kata Andrew Muljono, VP Business Development, pt. shortlyst labs international dalam keterangan persnya.
Untungnya, lanjut Andrew digitalisasi dan otomatisasi dapat menyederhanakan hal-hal ini. Dengan deru teknologi AI yang semakin deras, ini saatnya para profesional HR menjernihkan beberapa tahapan rekrutmen dengan teknologi terbaru.
Singkat & Sederhana: Apa itu AI?
AI adalah singkatan dari Artificial Intelligence yang diartikan sebagai kecerdasan buatan. Secara umum, AI berarti mengajarkan mesin untuk belajar seperti manusia dan mengambil tindakan yang sesuai dari pengalaman dan tujuan.
Tujuan akhirnya adalah bahwa pendekatan terkomputerisasi ini tidak lagi dapat dibedakan dengan pendekatan manusia, sehingga dapat membuat keputusan mereka sendiri dan dengan demikian memecahkan masalah secara mandiri.
AI dalam Perekrutan Kandidat
Perangkat lunak AI dapat mengumpulkan semua informasi yang relevan tentang kandidat dari Internet dan dengan demikian menciptakan gambaran yang komprehensif tentang para kandidat tersebut.
Namun bukan hanya itu, berikut beberapa aplikasi teknologi AI dalam proses mencari kandidat kerja:
Tanya Si Chatbot!
Chatbot di halaman karir perusahaan dapat menjawab pertanyaan pihak yang berkepentingan tentang lowongan pekerjaan. Teknologi ini juga dapat membantu kandidat untuk mengetahui lebih dalam tentang company culture dan beberapa hal krusial lainnya terkait perusahaan tersebut.
Seleksi Lamaran
Dengan tingkat animo yang tinggi, HRD biasanya harus berurusan dengan ratusan lamaran tertulis yang sudah diterima. Masalahnya, siapa yang sempat untuk membaca dan menyelidiki satu per satu lamaran ini? AI, tentunya! Teknologi ini dapat menganalisis berkas lamaran dan menunjukkan kandidat mana yang paling cocok. Tapi sebelum itu, tim dari HR harus lebih dulu menetapkan kriteria yang diinginkan.
Pusat Assessment
AI juga dapat digunakan sebagai assessment center dan, misalnya, menentukan kompetensi, keterampilan, dan ciri kepribadian mana yang dimiliki kandidat melalui tugas pemrosesan tertentu. Tahapan ini sangat penting untuk lebih jauh menyeleksi personil yang kemungkinan akan perlu berasimilasi dengan cepat pada tugasnya yang baru
Wawancara Kerja Pertama
AI mungkin masih belum bisa menggantikan interview tatap muka. Namun, teknologi ini bisa jadi penjegal yang baik selama wawancara kerja. Teknologi pengolahan data ini bisa menentukan apakah seorang pelamar akan cocok dengan lowongan yang dibuka berdasarkan bahasa, pilihan kata atau ekspresi wajah. Meski ada pro kontra tentang fungsinya ini, namun seiring waktu, AI akan dapat menjadi lebih sensitif dalam seleksinya.
Kesimpulan
Dengan semakin meningkatnya persaingan, perusahaan berada di bawah tekanan untuk menutupi celah keragaman keterampilan yang mereka miliki. Solusi tercepat untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan mempekerjakan tenaga baru. Namun, merekrut orang yang tepat juga bukan pekerjaan yang dapat dilakukan dalam semalam.
Pada fase kritis inilah peran AI harus semakin ditingkatkan. Contohnya, jika company menggunakan layanan Shortlyst, maka mereka dapat dengan mudah mengakses multiple platform dan membuka lebih banyak channel untuk mendapatkan kandidat terbaik.
Jika masih belum cukup, talent search engine seperti Shortlyst juga mampu mengkompilasi list rekomendasi terbaik dari 600 juta profil yang ada dalam databasenya.
"Perlu juga dicatat bahwa teknologi ini bukan hanya mampu mempermudah proses rekrutmen tapi juga tergolong sangat terjangkau. Yakin gak mau cobain Shortlyst sekarang?" katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak