Bagaimana Asal Mula Perdagangan Forex?

user
Endang Saputra 18 Desember 2020, 18:51 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kita mungkin familiar dengan trading forex (foreign exchange), apalagi kian marak iklan tentang aktivitas tersebut melalui berbagai platform media sosial belakangan ini. Namun, apakah kamu memahaminya?

Pasar forex, juga dikenal sebagai FX atau pertukaran mata uang dan di Indonesia umumnya dikenal sebagai valuta asing (valas), merupakan pasar global terdesentralisasi di mana mata uang nasional diperdagangkan (dagangan FX) sebagai komoditas. Karena sifatnya yang global dan desentralisasi, aktivitasnya berlangsung selama 24 jam sehari dalam 5 hari seminggu.

Karena itu pula forex menjadi pasar terbesar di dunia dengan volume perdagangan harian US$5 triliun. Angka tersebut 25 kali lipat lebih besar dibandingkan pasar saham.

Sejarah Forex

Perdagangan valas sebelum tahun 1970-an, terutama yang dilakukan perusahaan internasional, menuntut banyak mata uang karena keberadaannya secara global. Oleh karena itu, perdagangan forex menjadi produk sampingan dari aset perdagangan dan aset lainnya. Perdagangan valas baru meningkat pada 1970-an karena alasan operasional dan spekulasi.

Trader Forextime (FXTM), Edwin TN, menerangkan, Bank dan lembaga keuangan internasional menjadi pemain kunci di pasar valas. Keduanya memfasilitasi negosiasi antara pembeli dan penjual.

"Negosiasi antara agen perubahan di lembaga-lembaga ini umumnya sangat penting dan berjumlah ratusan juta dolar. Sebagian besar pedagang valas adalah bank itu sendiri, yang transaksinya dikenal sebagai pasar antarbank," jelasnya dalam keterangan persnya.

Meski demikian, dirinya mengingatkan, keberadaan Bank dan lembaga keuangan internasional bukan pangkal forex populer. Namun, karena semakin banyak broker ritel, termasuk FXTM di Malaysia. "Dengan keterampilan terbatas yang tidak dapat memengaruhi harga aset, tetapi dapat berspekulasi tentangnya."

Edwin melanjutkan, emas telah berfungsi sebagai alat tukar selama ribuan tahun. Karenanya, standar emas digunakan sebagai mata uang universal dan menyebar ke seluruh perdagangan internasional pada abad ke-20.

Standar emas dibuat agar pemerintah di seluruh dunia dapat memastikan nilai penukaran mata uang menjadi emas dapat dipertahankan. Dengan demikian, setiap unit uang didukung sejumlah emas.

Dia menjelaskan, pemerintah memiliki cadangan emas yang besar untuk memenuhi kebutuhan devisa. Pada akhir abad ke-19, semua ekonomi utama mengaitkan mata uang nasionalnya dengan emas mengingat emas digunakan sebagai perantara dan ukuran nilai ketika satu mata uang ditukar dengan mata uang lain dengan kurs tetap.

"Metode perdagangan ini adalah nenek moyang forex seperti yang kita kenal sekarang," ucapnya.

Seiring pecahnya Perang Dunia, standar emas mulai ditinggalkan lantaran banyak negara yang terlibat mencetak lebih banyak uang untuk mendukung kebutuhan perang. Apalagi, kebutuhan finansial tergolong besar sehingga ketersediaan emas tidak mencukupi untuk menopang tekanan. Defisit emas di Eropa terasa signifikan usai Perang Dunia II.

Pada Juli 1944, diperkenalkan Perjanjian Bretton Woods dan mengakhir standar emas. Kata Edwin, ide balik sistem tersebut sederhana. "Mata uang nasional sekarang akan dikonsolidasikan ke dalam dolar, bukan emas," ujarnya.

"Tidak seperti Eropa yang dilanda perang, Amerika Serikat (AS) mengalami gejolak ekonomi yang disebabkan oleh upaya industri. Ini membantu ekonomi dunia berkembang lebih cepat, menjadikan Amerika Serikat kekuatan ekonomi utama dalam prosesnya. Semua ekonomi utama sekarang dikonsolidasikan ke dalam dolar, yang pada gilirannya dikonsolidasikan menjadi emas," imbuh dia.

Selanjutnya pada 1971, Presiden AS saat itu, Richard Nixon, meninggalkan standar emas dolar AS dan memulai pasar mata uang mengambang. Dampaknya, nilai tukar mata uang nasional terus berubah dan pedagang memiliki kesempatan berspekulasi tentang perbedaan nilai tukar.

Pada masa sekarang, menurut Edwin, kemampuan untuk membeli dan menjual mata uang secara daring (online) kian mudah karena ditopang koneksi internet dalam perdagangan. Imbasnya, pertumbuhan pesat dalam volume transaksi di pasar forex.

"Tidak hanya perdagangan dilakukan lebih cepat dari sebelumnya, tetapi lebih banyak peserta dapat memasuki pasar. Selama dua dekade terakhir, inovasi dalam konektivitas dan teknologi terkait web telah memungkinkan beberapa broker-termasuk FXTM di Malaysia-untuk secara bebas mengembangkan platform perdagangan internet," paparnya.

Pialang ini bertindak sebagai pembuat pasar dan menawarkan harga dua arah untuk setiap pasangan mata uang yang mereka jual. Di sisi lain, penjual dapat melakukan transaksi yang cepat dan andal.

Kendati demikian, Edwin mengakui, sulit untuk memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi dengan forex di masa depan. Namun, produk berteknologi tinggi dipastikan akan memainkan peran lebih sentral.

Yang pasti, dirinya menjanjikan, forex dapat membuat seseorang menjadi kaya selama melakukannya dengan benar. Karenanya, berdasarkan bukti yang diterbitkan pialang valas, lebih dari 70% pedagang cenderung kehilangan uang daripada untung jika tanpa di dukung dengan kemampuan yang mumpuni dan platform pendukung yang handal.

" FXTM (ForexTime) adalah platform trading forex yang powerfull untuk mendukung trading forex Anda dengan teliti sehingga Anda bisa meminimalkan kerugian dan memaksimalkan keuntungan," tandas Edwin.

Kredit

Bagikan