Bandung.merdeka.com - Pendiri Penyedia Layanan Financial Technology (fintech) Paytren, Ustaz Yusuf Mansur menargetkan perusahaan miliknya mampu menjadi unicorn. Target tersebut sudah ia canangkan sejak produk diluncurkan pada 1 Juni silam.

Ia menjelaskan, pihaknya enggan menjadi unicorn. Namun, ingin membeli unicorn. Tujuannya tentu untuk menjadikan Indonesia sebagai bangsa investor.

"Beli unicorn, masa jadi unicorn. Target sejak saya launching 1 Juni, saya umumkan kita Indonesia akan bergerak menjadi bangsa investor, bukan yang dibeli, Kan konotasi unicorn itu yang diinvest," kata Yusuf saat ditemui dalam acara ‘Gebyar 1000 Xpander’ di Jalan Gardujati, Bandung.

Meski begitu, Yusuf tak menolak bila ada investor yang datang kepadanya. Yang penting, kata dia, kesetaraan.

"Kalau ada investor, kita gak nolak juga. Yang penting kesetaraan. Hingga akhir tahun kita focus ke kuda-kuda seputar sistem, teknologi, perizinan termasuk izin yang lagi datang dari Lembaga keuangan digital," jelasnya.

Sementara itu, pada acara Gebyar 1000 Xpander, diserahkan Xpander pertama kepada salah satu leader dari TreniNet Community. Hal Ini menjadi bukti nyata manajemen Paytren dalam memberikan penghargaan bagi salah satu leader berprestasinya.

Manajemen mengapresiasi hasil pencapaian Ngudi Hananto sebagai salah satu leader berprestasi yang telah berhasil meraih Mitsubishi Xpander berikut BPKB dan STNK dalam waktu kurang lebih tujuh minggu, cash tanpa riba tepat di tanggal 7 Oktober 2019.

TreniNet Community atau lebih dikenal dengan sebutan TreniNet merupakan komunitas dari PT. Veritra Sentosa Internasional (Paytren) yang dikhususkan dan mengambil alih fungsi secara keseluruhan untuk bisnis yang menggunakan sistem pemasaran Sharia Direct Selling dengan tetap mengikuti aturan dan regulasi Pemerintah Republik Indonesia.

Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa Paytren membangun komunitas dengan menggunakan sistem pemasaran Sharia Direct Selling atau Penjualan langsung berjenjang berdasarkan Prinsip Syariah sejak efektif berdirinya.