Ekspor Beras Premium Saat Kemarau, Wujudkan Kemandirian Pangan
Bandung.merdeka.com - Kemampuan Kementerian Pertanian (Kementan) mengekspor beras premium ke beberapa negara di saat musim kemarau kini menunjukkan keberhasilan mewujudkan kemandirian pangan.
Selain itu, Kementan juga dianggap memiliki perhitungan yang tepat mengenai antisipasi stok beras nasional guna menghadapi musim kemarau.
Anggota Komisi IV DPR, I Made Urip mengatakan, ekspor beras premium ke beberapa negara bahkan tidak terpengaruh musim kemarau. Ini menurutnya juga menunjukkan keberhasilan pemerintah mewujudkan kemandirian pangan.
"Memang kerja Kementan di era pemerintahan Presiden Jokowi cukup nyata hasilnya. Banyak komoditas mampu meningkat angka ekspornya," ujar.
Urip menjelaskan, kebijakan ekspor beras patut menuai dukungan bila Indonesia ingin mengirim beras ke berbagai negara di dunia. Asal, lanjut Urip, juga perlu diseimbangkan dengan berbagai upaya nyata yang memperhatikan nasib kehidupan petani serta stok pangan dalam negeri.
"Kita semua harus yakin dong kalau Indonesia mampu ekspor beras dan pangan lainnya. Itu kan menandakan bahwa bangsa kita pangannya sudah mandiri," ujar Urip.
Kendati begitu, Urip mengimbau, tata alur bisnisnya juga harus sistematis. Supaya jangan sampai menimbulkan mahalnya harga beras di dalam negeri maupun tengkulak baru.
Sebelumnya, Kementan menegaskan sejumlah wilayah yang terdampak musim kemarau tidak akan mempengaruhi ketersediaan beras nasional. Bahkan Kementan diterangkan tengah berencana untuk ekspor beras premium ke beberapa negara.
"Beras premium sudah ekspor ke Arab Saudi, Jepang dan ke Amerika Serikat karena enggak terpengaruh sama produksi daat kemarau, jadi produksi beras kita banyak," ujar Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Sumardjo Gatot Irianto di Jakarta, Senin (8/7).
Menurutnya, lahan padi yang terdampak musim kemarau di beberapa wilayah relatif kecil jika dibandingkan dengan rata-rata lahan padi nasional berkisar 450 ribu hektare dari total luas lahan pertanian yang didata Kementan seluas 15 juta hektare pada 2018.
"Tida berpengaruh negatif ke stok beras kita. Sekarang kekeringannya saja kecil, masa ribut stok beras," katanya.