Napak Tilas Sejarah, Para Pelajar SMA Pelita Nusantara Lakukan 'Long March'
Bandung.merdeka.com - Sebanyak 100 pelajar SMA Pelita Nusantara melakukan ‘long march’ sebagai upaya melakukan napak tilas sejarah Siliwangi. Kegiatan ini dilakukan selama seminggu penuh sejak 21 April hingga 28 April 2019 kemarin.
Ketua Yayasan Pelita Nusantara, I. B Dharma Yoga mengatakan, ‘long march’ merupakan kegiatan yang baru pertama kali diselenggarakan di Pelita Nusantara. Ini merupakan salah satu momen bersejarah yang pernah dilakukan oleh sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Harapan Bangsa Indonesia Maju itu.
"Rasanya, belum ada suatu lembaga Pendidikan yang istilahnya menjadikan sejarah jadi suatu kegiatan. Kita khususnya di Bandung tahu bahwa ada kesatuan di Jabar namanya Siliwangi. Makanya kita coba ikuti sejarah dengan ‘long march’ itu," ujar Yoga kepada Merdeka Bandung, Minggu (28/4) lalu.
Kegiatan ‘long march’ Siliwangi adalah peristiwa pindahnya tantara nasional Indonesia dari Jawa Tengah dan Yogyakarta ke Jawa Barat pada 4 Februari 1949. Hal tersebut dilakukan sebagai konsekuensi dari perjanjian Renville yang merugikan Agresi MIliter Belanda II dengan menguasai Yogyakarta.
Jenderal Sudirman segera mengeluarkan instruksi Panglima Besar nomor satu sesuai perintah (Perintah Siasat Nomor 1) agar pasukan pindah ke Jawa Barat setelah bertempur dengan PKI Muso.
"Kegiatan napak tilas Jejak Prajurit Siliwangi ini dalam ranga untuk menanamkan jiwa semangat dan nilai-nilai kejuangan. SMA Pelita Nusantara sebagai Lembaga Pendidikan menengah juga mempunyai kewajiban untuk menanamkan jiwa, semangat dan nilai-nilai kejuangan prajurit Siliwangi," jelasnya.
Kegiatan ini dimulai dari Yogyakarta menuju Bandung. ‘Long march’ dilakukan secara estafet dan para pelajar dibagi menjadi beberapa kelompok. Dengan segala rintangan yang ada, para pelajar ini berhasil menyelesaikan ‘long march’ dengan sukses.
Napak tilas jejak pejuang kemerdekaan ini dilakukan dengan berjalan kaki menelusuri jejak pejuan jaman dulu dengan menempuk jarak berkilo-kilo meter yang seolah-olah para siswa dan siswi ini melakukan gerilya untuk memerangi penjajahan.