Dua Musisi Elektronik Asal Bandung 'Bottlesmoker' Diadili di Pengadilan Musik

Pengadilan Musik
Bandung.merdeka.com - Acara Pengadilan Musik kembali digelar di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam Bandung. Kali ini band yang mengusung aliran experimental electronic pop, 'Bottlesmoker' dipanggil ke Pengadilan Musik untuk 'diadili'.
Dua musisi elektronik asal Bandung yakni Anggung Suherman (Angkuy) dan Ryan Nobie Adzani ini mendapat giliran untuk diuji ketahanannya daIam mempertanggungjawabkan karya-karya yang sudah mereka hasilkan.
Persidangan dipimpin oleh Hakim Ketua, Man (Jasad) dan dibantu oleh Eddi Brokoli sebagai Panitera. Dua jaksa penuntut yaitu Budi Dalton dam Pidi Baiq. Sementara Yoga (PHB) dan Rully Cikapundung bertindak menjadi pembela.
Acara pengadilan musik ini memasuki episode 27. Seperti biasanya, suasana penuh humor mewarnai acara Pengadilan Musik. Mengawali persidangan, Budi Dalton menanyakan kepada Angkuy dan Nobie mengenai alasan mengusung nama Bottlesmoker.
"Kenapa ini namanya Bottlesmoker?," ucap Budi Dalton.
Angkuy pun berkesempatan menjawab pertanyaan Budi Dalton. Dia mengaku menamai grup musik mereka dengan nama Bottlesmoker karena saat proses menciptakan lagu, memiliki kebiasaan merokok dan membuang abu rokok ke botol air mineral.
"Jadi kalau menulis lagu di kamar, pasti sambil ngerokok. Dan di kamar itu banyak bekas botol minuman air mineral. Nah bekas botol itu jadi asbak buat abu rokok. Itulah yang membuat kami menamai Bottlesmoker," ujar Angkuy.
Nobie menimpali jika Bottlesmoker lahir saat dirinya berkuliah di Fakultas ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran. Dia mendapat tugas membuat jingle dari dosen. Dari tugas itulah kemudian dirinya bersama Angkuy tertarik membuat lagu instrumen dan hingga bisa manggung di luar negeri.
"Dari mixing di kamar akhirnya kami membuat eksperimen membuat lagu," kata dia.
Angkuy dan Nobie bereksperimen dalam rangka cipta karya musik, menghasilkan materi-materi yang berbeda dengan grup musik kebanyakan.
Experimental electronic pop atau instrumental indietronic music adalah istilah yang mereka pakai untuk menamai aliran musik yang mereka mainkan. Istilah ini menjadi tepat untuk mewakili nilai-nilai yang mereka usung, karena mereka memakai beragam sarana untuk menghasilkan musik seperti alat musik mainan, barang barang yang biasa kita gunakan sehari hari atau alat musik tradisional yang kemudian dikombinasikan dengan format musik elektronik. Hal ini membuat Bottlesmoker memiliki materi yang unik dan berkarakter.
Sepak terjang Bottlesmoker di dunia musik independen dimulai sejak tahun 2006. Di usia mereka yang menginjak 12 tahun, Bottlesmoker telah merilis 5 buah album yaitu Before Circus Over (Neovinyl Records, 2006), Slow No Smile (Probablyworse Records,2008), Hypnagogic (Distopiaq Records, 2013), Polarity EP (Thornkollektiv, 2016) dan Parakosmos (Yes No Wave,2017). Beragam tanggapan positif didapatkan Bottlesmoker baik di dalam maupun di luar negeri. Hal tersebut terbukti lewat banyaknya label rekaman luar negeri yabg bersedia menaungi Bottlesmoker dalam merilis karya karyanya juga daei pencapaian mereka tur ke beberapa negara seperti Malaysia, Cina, Singapura, Vietnam, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam.
Respon baik kembali datang pada Bottlesmoker di penghujung tahun 2018. Kali ini Bottlesmoker bertandang kembali ke Vietnam untuk tampil di salah satu festival terbesar di Vietnam yakni Quest Festival.
Acara ini diselenggarakan pada 22-26 November 2018 di Son Tinh Camp, 35 km dari pusat kota Hanoi. Ini merupakan camping music festival yang diselenggarakan selama 3 hari dan menyajikan beragam sajian menarik yang berhubungan dengan seni budaya dan lingkungan. Tidak hanya menarik perhatian masyaralat lokal vietnam. Quest Festival juga dihadiri oleh ekspatriat dan turis dalam rangka merayakan kehidupan musik bawah tanah dan budaya musik elektronik.
Perwakilan DCDC, Dikki Dwisaptono, mengatakan pihaknya sengaja menghadirkan Bottlesmoker karena dinilai sebagai band yang unik. Apalagi jam terbang mereka yang banyak diundang di panggung internasional.
"Bottlesmoker ini salah satu band lokal Bandung yang 'go internasional'. Alirannya genre cukup yang elektrik tapi bukan edm. Jadi ini sangat unik," ujar Dikki kepada awak media di sela acara.
Dikki mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung band-band lokal untuk 'go international'. Lewat program DCDC Dream World, pihaknya memberikan dukungan kepada musisi tanah air untuk melebarkan sayap ke ranah internasional.
"Perjalanan Bottleasmoker menuju Vietnam di tahun 2018 ini dinaungi program spesial dari DjarumCoklatDotCon yaitu DCDC Dream World. Program DCDC Dream World secara konsisten mendukung semangat musisi tanah air yang memiliki visi untuk melebarkan sayap dan memperluas jejering ke ranah internasional," katanya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak