Dua Musisi Elektronik Asal Bandung 'Bottlesmoker' Diadili di Pengadilan Musik

user
Endang Saputra 04 Desember 2018, 12:21 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Acara Pengadilan Musik kembali digelar di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam Bandung. Kali ini band yang mengusung aliran experimental electronic pop, 'Bottlesmoker' dipanggil ke Pengadilan Musik untuk 'diadili'.

Dua musisi elektronik asal Bandung yakni Anggung Suherman (Angkuy) dan Ryan Nobie Adzani ini mendapat giliran untuk diuji ketahanannya daIam mempertanggungjawabkan karya-karya yang sudah mereka hasilkan.

Persidangan dipimpin oleh Hakim Ketua, Man (Jasad) dan dibantu oleh Eddi Brokoli sebagai Panitera. Dua jaksa penuntut yaitu Budi Dalton dam Pidi Baiq. Sementara Yoga (PHB) dan Rully Cikapundung bertindak menjadi pembela.

Acara pengadilan musik ini memasuki episode 27. Seperti biasanya, suasana penuh humor mewarnai acara Pengadilan Musik. Mengawali persidangan, Budi Dalton menanyakan kepada Angkuy dan Nobie mengenai alasan mengusung nama Bottlesmoker.

"Kenapa ini namanya Bottlesmoker?," ucap Budi Dalton.

Angkuy pun berkesempatan menjawab pertanyaan Budi Dalton. Dia mengaku menamai grup musik mereka dengan nama Bottlesmoker karena saat proses menciptakan lagu, memiliki kebiasaan merokok dan membuang abu rokok ke botol air mineral.

"Jadi kalau menulis lagu di kamar, pasti sambil ngerokok. Dan di kamar itu banyak bekas botol minuman air mineral. Nah bekas botol itu jadi asbak buat abu rokok. Itulah yang membuat kami menamai Bottlesmoker," ujar Angkuy.

Nobie menimpali jika Bottlesmoker lahir saat dirinya berkuliah di Fakultas ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran. Dia mendapat tugas membuat jingle dari dosen. Dari tugas itulah kemudian dirinya bersama Angkuy tertarik membuat lagu instrumen dan hingga bisa manggung di luar negeri.

"Dari mixing di kamar akhirnya kami membuat eksperimen membuat lagu," kata dia.

Angkuy dan Nobie bereksperimen dalam rangka cipta karya musik, menghasilkan materi-materi yang berbeda dengan grup musik kebanyakan.

Experimental electronic pop atau instrumental indietronic music adalah istilah yang mereka pakai untuk menamai aliran musik yang mereka mainkan. Istilah ini menjadi tepat untuk mewakili nilai-nilai yang mereka usung, karena mereka memakai beragam sarana untuk menghasilkan musik seperti alat musik mainan, barang barang yang biasa kita gunakan sehari hari atau alat musik tradisional yang kemudian dikombinasikan dengan format musik elektronik. Hal ini membuat Bottlesmoker memiliki materi yang unik dan berkarakter.

Sepak terjang Bottlesmoker di dunia musik independen dimulai sejak tahun 2006. Di usia mereka yang menginjak 12 tahun, Bottlesmoker telah merilis 5 buah album yaitu Before Circus Over (Neovinyl Records, 2006), Slow No Smile (Probablyworse Records,2008), Hypnagogic (Distopiaq Records, 2013), Polarity EP (Thornkollektiv, 2016) dan Parakosmos (Yes No Wave,2017). Beragam tanggapan positif didapatkan Bottlesmoker baik di dalam maupun di luar negeri. Hal tersebut terbukti lewat banyaknya label rekaman luar negeri yabg bersedia menaungi Bottlesmoker dalam merilis karya karyanya juga daei pencapaian mereka tur ke beberapa negara seperti Malaysia, Cina, Singapura, Vietnam, Thailand, Filipina, Brunei Darussalam.

Respon baik kembali datang pada Bottlesmoker di penghujung tahun 2018. Kali ini Bottlesmoker bertandang kembali ke Vietnam untuk tampil di salah satu festival terbesar di Vietnam yakni Quest Festival.

Acara ini diselenggarakan pada 22-26 November 2018 di Son Tinh Camp, 35 km dari pusat kota Hanoi. Ini merupakan camping music festival yang diselenggarakan selama 3 hari dan menyajikan beragam sajian menarik yang berhubungan dengan seni budaya dan lingkungan. Tidak hanya menarik perhatian masyaralat lokal vietnam. Quest Festival juga dihadiri oleh ekspatriat dan turis dalam rangka merayakan kehidupan musik bawah tanah dan budaya musik elektronik.

Perwakilan DCDC, Dikki Dwisaptono, mengatakan pihaknya sengaja menghadirkan Bottlesmoker karena dinilai sebagai band yang unik. Apalagi jam terbang mereka yang banyak diundang di panggung internasional.

"Bottlesmoker ini salah satu band lokal Bandung yang 'go internasional'. Alirannya genre cukup yang elektrik tapi bukan edm. Jadi ini sangat unik," ujar Dikki kepada awak media di sela acara.

Dikki mengungkapkan, pihaknya sangat mendukung band-band lokal untuk 'go international'. Lewat program DCDC Dream World, pihaknya memberikan dukungan kepada musisi tanah air untuk melebarkan sayap ke ranah internasional.

"Perjalanan Bottleasmoker menuju Vietnam di tahun 2018 ini dinaungi program spesial dari DjarumCoklatDotCon yaitu DCDC Dream World. Program DCDC Dream World secara konsisten mendukung semangat musisi tanah air yang memiliki visi untuk melebarkan sayap dan memperluas jejering ke ranah internasional," katanya.

Kredit

Bagikan