Band Legendaris Asal Inggris 'Ride' Pukau Ribuan Penggemar di Bandung

user
Endang Saputra 25 November 2018, 11:46 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Band legendaris asal Inggris, Ride sukses memukau para penggemarnya dalam gelaran Super Generation Fest 2018 yang digelar di Eldorado Dome, Jalan Dr Setiabudhi, Sabtu (24/11) malam. Ribuan penggemar dari grup musik rock alternatif ini tumpah ruah memadati venue acara.

Para penonton yang sebagian besar merupakan anak muda ini telah datang sejak petang. Sebelum Ride naik pentas penonton dihibur dengan penampilan dari Rock N Roll Mafia dan DIIV. Ride baru naik pentas sekitar pukul 22.00 WIB. Diawali dengan permainan lighting mamukau di atas panggung, penampilan band beranggotakan Andy Bell (vokalis dan gitar), Mark Gardener (vokalis dan gitar), Steve Queralt (basis), dan Laurence Colbert (drumer) ini mendapat sambutan meriah dari para penonton.

Mengawali penampilannya, Ride membawakan lagu 'Lannoy Point'. Lagu yang diambil dari single pembuka album 'Weather Diaries' ini langsung membuat para penonton terpukau. Mereka pun ikut menyanyikan lagu yang dibawakan Mark CS. Setelah selesai membawakan lagu tersebut, mereka langsung tancap gas membawakan lagu 'Charm Assault', 'Seagull', 'Weather Diaries', 'Pulsar'.

"Terima Kasih Bandung," ucap Andy Bell dari atas panggung. Ucapannya langsung disambut riuh para penonton yang memadati venue acara. Mereka pun langsung kembali penampilan mereka dengan membawakan sejumlah lagu 'Unfamiliar', 'Lateral Alice', 'Dreams Burn Down', 'Twiterella', 'Leave them All Behind', 'All I Want', 'OX4', 'Taste', 'Vapour Trail' dan 'Drive Blind'. Lagu 'Chelsea Girl' menutup penampilan Ride di Kota Bandung.

Sejak terbentuk pada 1988 Ride terlebih dulu dikenal sebagai pengusung awal musuk shoegaze. Mengedepankan lautan gitar terdistorsi nan melodis serta seksi ritme yang agresif shoegaze tak bisa dipungkiri merupakan salah satu subgenre musik paling berpengaruh dalam khazanah musk rock modem. Dan dalam debut mereka 'Nowhere'. Ride telah menyumbangkan salah satu album shoogaze terbaik sepanjang masa.

Dirilis pads tahun 1990. Nowhere berhasil menempati posisi ke-74 dalam daftar Top 100 Albums of The 90s lansiran majalah musik terkemuka Pitchfork. posisi ke-277 dalam daftar The 300 Best Albums of The Past 30 Years keluaran majalah Spin. Majalah Rolling Stone monyebut Nowhere sebagai sebuah mahakarya. sementara tabloid legendaris NME manual bmwMums: album ini melebihi label shoegaze yang menempd padanya";

Setelah 'Nowhere', Ride merilis tiga album hingga akhirya bubar pada tahun 1996. Selepas itu di antara para mantan personilnya, Andy Bell merupakan satu yang paling ‘high profile'. Berkat posssi pemain bas Oasis yang ia isi sejak tahun 2000 hingga bubarnya band Gallaghers basaudara itu pada 2009.

Namun kisah Ride tak berhenti sampai disitu. Pada 2014, Andy, Mark, Steve dan Loz mengumumkan kemunculan kembali Ride. SeteIah sederet konser di penjuru dunia termasuk dalam festival prestisius seperti Coachella, Primavera dan Melt-mereka menulis album kelima 'Weather Diaries' pada 2017, yang mempero|eh sambutan hangat dan para penggemar dan kritikus. Sebuah mini album bertajuk 'Tomorrow Show' menyusul pada awal 2018. dan Ride pun menyatakan kesiapan mereka menghibur para penggomar dalam sebuah rangkaian tur keliling dunia-termasuk ke Indonesia

Dicky, perwakilan dari Super Generation mengatakan, penampilan Ride ini merupakan yang pertama di Bandung. Acara yang digelar oleh 3Hundred, dan OZ Radio serta super music ini dirancang agar para penggemar musik di Indonesia menatap ke depan tanpa melupakan masa lalu.

"Perhelatan ini merupakan yang pertama mengusung nama Super Generation Fest. Jika diibaratkan sebuah perjalanan. festival ini akan mengajak penggemar musik Indonesia untuk menatap ke depan tanpa melupakan pemandangan yang membentang di belakang,"ujar Dicky.

Menurut dia, band Ride dan DIIV dipilih menjadi headliners karena memiliki banyak penggemar di Bandung. Band ini juga menyatukan dua generasi dalam satu acara.

"Sebenarnya tidak ada alasan khusus mengundang Ride dan DIIV. Kita mengundang band luar ke Indonesia yang memang belum pernah datang ke Bandung. Kita iuga melempar poolinh ke temen temen inginya band apa yang akan diundang. Mencoba mengkolaborasikan dua generasi Ride di 90 dan dan Divv di zaman sekarang. Intinya pesan dari acara ini bahwa tidak ada batas dalam berkegiatan beraktivitas baik tua muda bisa bersatu dalam satu," ungkapnya.

Sementara itu, Ariella perwakilan dari Super Music regional Bandung menambahkan bahwa Super Generation 2018 ini merupakan big bang dari rangkaian rangkaian super generation sebelum sejak Juli 2018. Dia pun menilai tingginya antusiasme dari penonton yang hadir dalam acara tersebut.

"Dilihat dari venue cukup baik, banyak sekali penonton datang. Bahkan ada juga penonton dari luar kota yang sengaja datang ke Bandung untuk menonton acara ini," katanya.

Kredit

Bagikan