Industri semen semakin meningkat sejak dua tahun belakangan
Bandung.merdeka.com - Sejak dua tahun belakangan ini, bisnis industri semen semakin menggeliat. Pertumbuhan bisnis itu dirasakan oleh para pelaku industri semen, khususnya pada tahun lalu.
Tahun 2017, penjualan domestik naik menjadi 66,3 juta ton (pertumbuhan 7,7 persen year on year (yoy) dan penjualan ekspor naik menjadi 2,95 ton (pertumbuhan 84 persen yoy), dibanding tahun sebelumnya, yaitu 62 juta ton penjualan domestik dan 1,6 juta ton penjualan ekspor.
Pertumbuhan konsumsi semen domestik didorong oleh proyek-proyek infrastruktur pemerintah seperti jalan tol untuk Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi, smelter, petrokimia, pembangkit listrik, proyek MRT di Jakarta, kereta api, dan perkembangan pelabuhan dan bandara di seluruh wilayah di Indonesia.
"Pulau Jawa dan Sumatera tercatat sebagai konsumen semen terbesar di dalam negeri dan mencatat pertumbuhan konsumsi terbesar pada tahun 2017," ujar Ir. Widodo Santoso, MBA, Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) saat ditemui dalam acara The 25th ASEAN Federation of Cement Manufacturers (AFCM) Technical Symposium and Exhibition yang digelar di Trans Convention Centre - The Trans Luxury Hotel, Rabu (4/4).
Pertumbuhan permintaan di Jawa mencapai 12,3 persen dan Sumatera 4,9 persen yoy di tahun 2017, sementara itu pertumbuhan semen permintaan di Indonesia bagian timur masih stagnan.
Data menunjukkan, industri semen di tanah air didominasi oleh tiga produsen utama, yaitu Semen Indonesia sebagai perusahaan BUMN produsen semen terbesar dengan pangsa pasar 43 persen diikuti oleh Indocement Tunggal Prakarsa dengan pangsa pasar 28 persen dan Lafarge-Holcim Indonesia.
PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (Semen Gresik 1957, Semen Padang 1910, Semen Tonasa 1968) dan kapasitas produksinya mencapai 37 juta ton per tahun pada akhir tahun 2017. Indocement didirikan pada tahun 1975 dan memproduksi merek Tiga Roda dari semen, dengan total kapasitas desain terpasang sebesar 25,5 juta ton pada tahun 2017.
Lafarge-Holcim memegang pangsa pasar sekitar 14 persen di Indonesia, dengan kapasitas produksi gabungan semen sebesar 15,5 juta ton. Sebagian besar produsen semen Indonesia berlokasi di Jawa dan Sumatera dimana kedua pulau ini merupakan konsumen semen terbesar, dan populasi terbesar di Indonesia diikuti oleh Sumatera.
Pertumbuhan ekspor menjadi tantangan bagi produsen semen di Indonesia, meskipun saat ini ekspor semen dan clinker dari Indonesia jauh melampaui penjualan domestik. Menurut data tahun 2017, pasar yang paling berpotensi bagi pertumbuhan ekspor semen meliputi Bangladesh, benua Afrika, Australia, Filipina dan Timur Tengah.
"Diharapkan seluruh pelaku industri semen di Indonesia pada khususnya dan ASEAN pada umumnya, dapat mengambil manfaat dari penyelenggaraan The 25th ASEAN Federation of Cement Manufactureres (AFCM) Technical Symposium and Exhibition. Disamping itu, event ini berfungsi sebagai forum pertukaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman, sekaligus ajang networking dan menjalin persahabatan antar anggota dan peserta," kata Widodo.
Anggota Asosiasi Semen Indonesia (ASI) saat ini, yaitu PT Semen Padang, PT Semen Gresik, PT Semen Tonasa, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, Semen Baturaja, PT Holcim Indonesia, PT Semen Baturaja (Persero), PT Semen Kupang, PT Semen Bosowa Maros, PT Cemindo Gemilang, PT Juishin Indonesia, PT Sinar Tambang Arthalestari, PT Semen Jawa, dan PT Conch Cement Indonesia.
Sementara itu, Indonesia menjadi tuan rumah The 25th ASEAN Federation of Cement Manufacturers (AFCM) Technical Symposium and Exhibition yang digelar di Trans Convention Centre - The Trans Luxury Hotel pada 4 hingga 6 April 2018 dengan mengungsung tema 'Green Technology for Cement Industry'.
Acara yang terdiri dari simposium dan pameran ini dihadiri oleh 400 peserta dari 60 negara dan lebih dari 50 (lima puluh) peserta pameran (exhibitor) yang terdiri dari perusahaan machinery supplier di industri semen Asia dan Eropa. Bertindak sebagai tuan rumah adalah Asosiasi Semen Indonesia (ASI) yang merupakan anggota ASEAN Federation of Cement Manufacturers (AFCM) yang berkantor pusat di Malaysia.
The 25th ASEAN Federation of Cement Manufactureres (AFCM) Technical Symposium and Exhibition merupakan forum berskala internasional yang penting untuk pengembangan pengetahuan akan teknologi operasi pabrik yang efektif dan efisien sekaligus ramah lingkungan.
Ajang ini mempertemukan produser semen serta industri pendukungnya dari negara-negara di kawasan ASEAN dalam suatu rangkaian simposium dan pameran.