PPP pertimbangkan lagi mengusung Ridwan Kamil, begini alasannya!
Bandung.merdeka.com - Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy mengisyaratkan akan mencabut dukungan untuk bakal cagub Jabar Ridwan Kamil jika tidak memilih sosok pendampingnya dari PPP.
Sikap tegas ini disampaikan Romi, sapaan akrabnya, karena Ridwan Kamil hingga saat ini tak kunjung menentukan pendampingnya dan dinilai banyak mengumbar janji kepada partai politik yang juga menyodorkan kadernya untuk mengisi posisi wakil.
Hal ini disampaikan Romi di sela acara Halaqah Ulama PPP Se-Jawa Barat di Hotel Golden Flower, Jalan Jenderal Sudirman, Kota Bandung, Selasa (5/12).
"Politik itu seni kemungkinan. Politik itu tidak pernah ada satu opsi, selalu ada banyak opsi. Oleh karena itu kami juga akan memikirkan kembali kalau memang apa yang disepakati tidak berjalan sesuai dengan kesepakatn bersama," ujar Romi.
Romi menilai, sikap Emil yang tidak konsisten menjadi bahan pertimbangan bagi PPP untuk menentukan sikap ke depannya seperti apa. Sehingga, segala kemungkinan masih bisa terjadi.
"Jadi ini yang saya pikir menjadi pertimbangan kembali ke depan. Saya hanya mengatakan di dalam politik semua mungkin, politik itu adalah seni kemungkinan," katanya.
Namun demikian, Romi pun berharap agar Emil tetap konsisten dengan pilihan politik yang dari awal dia sampaikan kepada PPP. Apalagi penyampaiannya dilakukan di depan forum partai di tingkat DPP.
"Hari ini Saya masih menyimpan asumsi Husnudzon bahwa ini (konvensi) hanyalah cara untuk menjawab kepada seluruh pihak yang selama ini diminta untuk menjadi wakil, dijanjikan menjadi wakil dari semua parpol yang ada. Untuk pada akhirnya tidak mungkin kan ada lebih dari satu calon wagub," ucap Romi.
Disinggung kemungkinan PPP mengalihkan dukungannya kepada calon lain, Romi enggan menanggapi lebih jauh. Dia mengaku tidak ingin berandai-andai.
"Bukan tipikal PPP untuk seperti itu. Ketika kami memutuskan maka kami fokus. Tapi tentu ada titik dimana kita menilai ketika kita memberikan loyalitas keistiqomahan dan dukungan penuh kira-kira apa timbal baliknya yang tentu sederhana dalam kacamata politik there's no free lunch (tidak ada makan siang gratis)," katanya.
Tak perlu ada konvensi tentukan wakil Emil
Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menegaskan bahwa tidak perlu digelar konvensi untuk menentukan siapa pendamping Ridwan Kamil di Pilgub Jabar 2018 mendatang. Pria yang akrab disapa Romi ini menyebut, Ridwan Kamil harus memiliki ketegasan untuk menentukan sendiri wakilnya. "Jadi semestinya tidak perlu lagi ada konvensi," ujar Romi.
Romi mengaku terkejut dengan gelaran konvensi yang digagas untuk menentukan pendamping Ridwan Kamil. Sebab awalnya Romi tidak mengetahui jika dalam konvensi akan ada tim panelis yang akan menilai pada kandidat bakal calon wakil.
"Jujur ketika disampaikan kepada saya oleh Kang Emil menggunakan mekanisme konvensi itu dia katakan nanti kita survei (wakil) akhir November. Nah ketika muncul akhir pekan lalu (konvensi) Saya terkejut surveinya enggak muncul, tapi yang muncul justu 9 nama yang kita tidak pernah menerima informasi sebelumnya. Dan kita juga tidak bisa tahu akan digunakan 9 panelis ini apakah akan digunakan uji kelayakan dan kepatutan, atau entah apa," ucap Romi.
Menurut dia, dari pembicaraan yang disampaikan Emil berdasarkan hasil survei bahwa figur pemimpin yang dibutuhkan rakyat Jabar itu adalah kombinasi pasangan calon intelektual yang mewakili masyarakat perkotaan dan figur santri millenial yang mewakili masyarakat pedesaan. Hal itu sudah dapat diwakili dengan pasangan Ridwan Kamil - Uu Ruzhanul Ulum.
"Kalau bicara kebutuhan pemenangan, Saya selalu katakan kita (PPP) melengkapi apa yang Kang Emil belum kuasai segmennya dan sejauh ini signifikasi pasangan Emil - Uu cukup bisa diterima dalam spektrum cukup lengkap dari seluruh pemilih di Jabar," katanya.
Romi pun memberikan tenggat waktu kepada Emil segera menentukan pendampingnya sebelum 25 Desember 2017. Hal ini mengingat waktu pendaftaran yang semakin dekat
"Pendaftaran kan 8 Januari (2018) ya. Jadi Saya berharap sebelum 25 Desember, karena tanggal 25 biasanya mengiringi hari Natal itu diikuti dengan libur panjang. Jadi sebelum tanggal 25 harus ada keputusan itu (penentuan wakil). Dan tentu saya berharap ini dikomunikasikan dengan baik agar tidak mengubah secara drastis konstelasi yang ada," katanya.