Ridwan Kamil ingin ada musyawarah mufakat untuk memilih pendampingnya

user
Farah Fuadona 02 Desember 2017, 15:44 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Bakal Calon Gubernur Jabar Ridwan Kamil menginginkan adanya musyawarah mufakat untuk menentukan siapa pendampingnya di Pilgub Jabar 2018 mendatang. Sebab masing-nasing partai yang tergabung dalam koalisi mengajukan kadernya untuk mengisi posisi Wakil Gubernur.

"Jadi semua harus dimusyawarahkan. Karena yang namanya koalisi itu kan ada empat yakni Golkar, PPP, PKB dan Golkar. Setiap permintaan satu partai harus diobrolkan ke tim koalisi lain," ujar pria yang akrab disapa Emil ini kepasa wartawan seusai menghadiri acara Bandung Inovation Festival di Sabuga, Jalan Tamansari, Kota Bandung, Sabtu (2/12).

Disinggung terkait permintaan dari PPP yang menyarankan dirinya untuk menggunakan hak prerogatif dalam memilih calon wakilnya ketimbang melalui konvensi, hal itu pun harus dibicarakan dengan partai koalisi.

"Saya bisa saja memutuskan, tapi kalau nanti partai koalisi ada yang kecewa dengan pilihan Saya langsung, kan kurang elok. Makanya musyawarah mufakat yang utama," katanya.

Seperti diketahui tiga partai pengusung Ridwan Kamil di Pilgub Jabar yakni PPP, PKB dan Golkar mengusung kadernya masing-masing untuk menjadi mendampingi Emil. PPP mengusulkan nama Uu Ruzhanul Ulum yang merupakan Bupati Tasikmalaya. PKB mengusulkan dua kadernya yakni Maman Imanul Haq dan Syaiful Huda. Sementara Golkar mengusulkan Daniel Mutaqin yang merupakan anggota DPR RI.

PPP menyampaikan keberatan terkait rencana pemilihan calon pendamping Ridwabn Kamil yanng diputuskan melalui konvensi seperti yang diusulkan Nasdem. Sebab hal itu dinilai tidak produktif karena diprediksi tidak akan menemukan titik temu.

Kredit

Bagikan