Potensi pariwisata Bandung Selatan perlu dikembangkan dengan serius


Focus Group Discussion Jurnalis Ekonomi Bandung
Bandung.merdeka.com - Bandung Selatan dikenal memiliki potensi wisata yang sangat kaya. Terutama soal wisata alam. Keindahan alam diwilayah Bandung Selatan memang menjadi daya pikat para wisatawan untuk melancong ke kawasan tersebut.
Meski sudah cukup banyak lokasi wisata yang bisa dikunjungi di Bandung Selatan, hingga saat ini potensi pariwisata lainnya masih bisa dikembangkan. Sayangnya, beberapa pihak menilai bahwa pemerintah kurang serius dalam menggarap potensi wisata di Bandung Selatan.
Seperti dipaparkan oleh Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Jawa Barat, Cecep Rukmana. Kata dia, pemerintah setempat dinilai belum siap untuk mengembangkan pariwisata di kawasan tersebut. Padahal, ini bisa menjadi keuntungan bagi pemerintah wilayah kabupaten.
"Pemerintah kabupaten harus siap. Kalau saya lihat sampai sekarang masih belum siap," ujar Cecep saat ditemui dalam acara Focus Group Discussion Jurnalis Ekonomi Bandung 'Potensi & Prospek Pertumbuhan Ekonomi di Bandung Selatan' di The Summit Siliwangi, Selasa (31/10).
Seharusnya, lanjut dia, pemerintah setempat memiliki perencanaan jangka panjang. Masa kepemimpinan kepala daerah yang hanya berbatas lima tahun dinilai menjadi kendala. Hal tersebut membuat pemerintah tak mencanangkan rencana jangka panjang.
"Harusnya seperti Bugis Street, dan Little India di Singapura. Waktu 20 tahun lalu saya ikut seminar soal itu dan dipikir ini apa ya. Sekarang sudah menjadi objek wisata menarik. Jadi jangkauannya di atas 10 taun objek wisata itu establish. Makanya harus berpikir panjang," katanya.
Sementara itu, Ekonom ITB, Budi Anggoto menuturkan bahwa dari hasil hitung-hitungan ekonomi di empat kecamatan yang ada di Bandung Selatan seperti Pasir Jambu, Kertasari, dan Rancabali, potensi ekonomi dari daerah-daerah ini adalah argo.
"Banyaknya perkebunan serta keragaman adat istiadat masyarakat dapat dikembangkan menjadi kawasan agricultur," kata Budi.
Industri di Bandung Selatan harus dibatasi
Dalam FGD itu juga dibahas soal pemerataan wilayah industri di Jawa Barat. Selama ini wilayah industri hanya terpusat di beberapa daerah saja seperti di Karawang. Meski begitu, ada satu daerah yang harus dibatasi pembangunannya jika ingin dikembangkan menjadi wilayah industri, yakni Bandung Selatan.
Dikenal sebagai salah satu surganya pariwisata Kota Kembang, Bandung Selatan memiliki potensi yang besar untuk menyedot animo masyarakat khususnya wisatawan untuk melancong ke sana.
"Kalaupun dibangun industri harus dipetakan atau ada pembatasan kawasan seperti cluster agar tidak mengganggu ekosistem lain di kawasan tersebut," ujar Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Barat, Agung Suryamal Sutisno.
Selama ini, lanjutnya, persoalan yang kerap dihadapi oleh industri adalah persoalan lingkungan. Dikhawatirkan dengan adanya pembangunan wilayah industri di kawasan Bandung Selatan akan mengganggu pertanian atau perkebunan.
"Memang harapannya industri bisa merata di setiap wilayah, namun harus dibatasi disesuaikan dengan kondisi kawasan tersebut," katanya.
Lebih lanjut Agung menjelaskan bahwa Bandung Selatan mempunyai prospek dan potensi ekonomi yang besar untuk dikembangkan. Namun wilayah ini belum tergali secara maksimal.
Salah satu prospek yang bagus adalah agroindustri dan pariwisata. Meski begitu, pengembangan wilayah ini harus diatur dan diawasi karena dengan potensi di dua sektor tersebut bisa saja memberikan dampak lingkungan yang dapat merusak alam.
"Selama ini Bandung Selatan sudah dikenal sebagai penghasil agro yang memasok produk ke pasar di Bandung, salah satunya Pasar Caringin. Namun sebetulnya potensi agro ini bisa dikembangkan bahkan dipadukan dengan pariwisata," kata Agung menegaskan.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak