Meski menuai pro kontra, bayar tol pakai uang elektronik tetap berjalan baik

user
Farah Fuadona 10 Oktober 2017, 10:45 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Aturan penerapan pembayaran digerbang tol menggunakan uang elektronik memang menuai pro dan kontra. Ada yang mendukung, namun tak sedikit pun yang kewalahan dengan sistem baru ini karena merasa sosialisasi belum dilakukan secara merata hingga tak ada persiapan kartu untuk melakukan pembayaran secara non tunai.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, bicara soal adanya sebaran video perihal petugas gerbang tol yang menolak pembayaran menggunakan uang rupiah oleh seorang supir, tentu ini menjadi pelajaran bagi pihaknya untuk terus melakukan sosialisasi.

"Ini akan terus kita jadikan pembelajaran dengan melakukan sosialisasi. Soal pembayaran non tunai ini sudah keputusan dari pemerintah, kami hanya regulator akan terus melakukan perbaikan," ujar Wiwiek ditemui dalam acara jumpa wartawan 'Perkembangan Terkini Indikator Ekonomi Makro Jawa Barat' di Novotel Bandung, Senin (9/10).

Perihal pembayaran menggunakan uang rupiah, kata dia, sebenarnya bukan ditolak karena tidak uang tersebut tidak berlaku. Uang rupiah masih menjadi alat transaksi yang sah di Indonesia. Namun, ada beberapa pengecualian yang diberlakukan oleh pemerintah untuk tujuan tertentu.

"Dengan diberlakukannya pembayaran non tunai sejak awal Oktober ini di jalan tol ini kan bagus ya, agar tidak terjadi penumpukan saat berada di gerbang tol. Jadi, pembayaan dilakukan dengan cepat dan efisien," terangnya.

Sementara itu, pada sistem pembayaran non tunai, kliring melalui SKNBI menunjukkan adanya peningkatan pada triwulan III 2017 mencapai 15,4 persen (year on year), begitu pula transaksi menggunakan BI-RTGS dengan pertumbuhan yang meningkat sebesar 22,97 persen.

Perkembangan sistem pembayaran saat ini juga terkait dengan adanya Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang telah dimulai melalui penggunaan uang elektronik digerbang tol pada tanggal 1 Oktober 2017.

Penggunaan transaksi non tunai pada Gerbang Tol Purbaleunyi setelah adanya penerapan non tunai untuk pengguna ruas jalan tol terlihat cukup baik. Hal ini terlihat dari presentasi penggunaan non tunai pada gerbang tol masuk Purbaleunyi mencapai 63,73 persen dan untuk gerbang tol keluar Purbaleunyi mencapai 60,29 persen.

"Jawa Barat memiliki 500 jalan tol yang sudah beroperasi dimana per 1 Oktober beberapa gerbang tol sudah menerapkan pembayaran secara non tunai. Total realisasi penjualan uang elektronik pasca 1 Oktober tersebut mencapai 77.459 kartu," terang dia.

Kredit

Bagikan