Ancam mundur dari Golkar, PDIP bakal tampung Dedi Mulyadi

user
Farah Fuadona 27 September 2017, 13:04 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Sikap tegas dilontarkan Ketua DPD Partai Golkar Jabar Dedi Mulyadi saat menyampaikan orasinya di hadapan ratusan kadernya, Selasa (26/9). Dedi mengancam mundur dari jabatan strategis tersebut jika pengusungannya sebagai bakal calon Gubernur Jabar tidak dikeluarkan partainya.

Pernyataan Dedi tentu tidak lepas dari adanya kebocoran Surat Keputusan (SK) pengusungan Ridwan Kamil sebagai calon yang diusung Golkar. Diketahui Ridwan Kamil memang lawan politiknya saat ini. Apa kata PDIP ihwal itu?

"Iya terkait dengan dinamika yang ada di Golkar, saya kira itu dapur mereka. Dan tentunya keputusan apapun yang diputuskan Golkar kita harus menghargainya. Kita sama-sama partai yang tidak bisa intervensi. Kalau itu yang terjadi ya internal saja mereka," kata Sekretaris DPD PDIP Jabar Abdy Yuhana saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (27/9).

Terkait apakah PDIP akan menerima Dedi Mulyadi, Abdy melanjutkan, partainya dengan tangan terbuka menerima Bupati Purwakarta tersebut. Sebab PDIP sendiri sebagai partai tidak pernah membedakan status, agama dan golongan tertentu.

"Terkait dengan PDIP menerima? Ya tentunya kami terbuka bagi siapapun yang ingin menjadi anggota. Karena PDIP mempunyai watak kerakyatan tanpa membedakan status usia, usia agama, dan golongan," terangnya.

"Kalau kemudian Kang Dedi ingin ke PDIP itu hak dia, karena kami menerima siapapun," ucapnya menambahkan.

Hanya saja untuk pengusungan sebagai calon gubernur, menurutnya tentu saja ada mekanisme yang harus ditempuh. Diketahui partai berlambang kepala banteng ini merupakan satu-satunya partai di Jabar yang bisa mengusung satu paket sekaligus bakal calon gubernur dan wakilnya tanpa harus berkoalisi.

"Kitakan partai yang bisa mengusung sendiri. Ada mekanismenya. Tentunya kang Dedi juga sudah memiliki langkah-langkah politik yang tentunya sebagai ketua partai harus bisa saling menghormati. Dengan kondisi tersebut saya yakin dia memiliki juga strategi untuk ke depan mengenai sikap dia Pilgub Jabar ini," imbuhnya.

Pasca gonjang-ganjing internal Golkar, diakui Abdy, Dedi memang terus melakukan komunikasi politik dengan partainya. Namun komunikasi politik dilakukan secara informal dan tidak mengarah pada keputusan strategis dua partai.

"Saya kira kalau komunikasi formal belum. Tapi kalau informal masih. Bagi PDIP sebagai partai tentunya kita punya strategi tetap jalan. Mungkin dua hari ke depan kita akan ngobrol lagi," tutupnya.

Kredit

Bagikan