Grandprix, sabet gelar doktor diusia 24 tahun

user
Farah Fuadona 23 September 2017, 14:09 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Grandprix Thomryes Marth Kadja mencatat sejarah dalam dunia pendidikan di Indonesia. Diusianya yang terbilang muda, 24 tahun, Grandprix sudah lulus pendidikan tinggi S3 Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) atau gelar doktor termuda di Indonesia.

Torehan Grandprix itu diraih usai sebelumnya gelar tersebut dicatat Sari Putri Dewi dengan usianya ke-25 ,di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pangan Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Ini berkat kerja keras yang selama ini saya lakukan," kata pria yang akrab disapa GP ini usai dinyatakan lulus dalam sidang terbuka‎ di kampus ITB, Jumat (22/9). GP lulus dengan yudisium cumlaude.

Dia berkisah diusianya yang ter‎bilang muda, masuk jenjang SD sudah dimulainya sejak usianya 5 tahun. Jenjang formal terus ditempuh, namun diusinya ke-16 tahun dia sudah mulai mengakselerasi dengan masuk pendidikan S1 jurusan Kimia di Universitas Indonesia (UI) dan lulus pada usia 19 tahun.

Berhasil menyabet gelar sarjana diusia 19 tahun, pria asal Kupang ini merengkuh pendidikan di ITB. GP dalam menempuh pendidikan dua strata sekaligus mengambil program beasiswa Pendidikan Magister menuju Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU) Kemenristekdikti. Usahanya tersebut terbilang mulus. Hanya dalam rentan waktu lima tahun dua gelar sekaligus berhasil diraih.

Dia mengatakan, dalam disertasinya mengangkat topik tentang Zeolit Sintetis, Mekanisme, dan Peningkatan Hierarki zeolit ZSM-5. Garis besar penelitiannya itu berfokus pada material yang banyak dipakai di industri seperti petrokimia dan pengolahan biomassa. "Dan akhirnya berhasil. Saya memang punya motivasi untuk bisa tidak mengecewakan orang tua," imbuhnya.

Dia mengakui, sejak SMA memang menyukai pelajaran berbau Kimia. Ketertarikan itu didasari cara gurunya mengajar. Dari situ kesukaannya terus diasah hingga akhirnya GP dapat konsisten merengkuh prestasi dibidang yang disukai.

GP sendiri membagi motivasi bagi generasi muda lainnya agar bisa menuai prestasi seperti apa yang sudah diraih. Kuncinya adalah motivasi tinggi untuk menggapai yang diinginkan. "Jadi kalau boleh saya ngasih saran, seriuslah dengan apa yang kita kerjakan, tapi jangan lupa, kita adalah makhluk sosial. Jadi semuanya harus seimbang," imbuhnya.

Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan ITB Satria Wijaksana mengatakan, apa yang sudah diraih GP memang merupakan program PMDSU memang memacu mahasiswa agar bisa menuntaskan program S2 dan S3 dalam kurun empat tahun.‎ "Prosesnya ini berjalan baik dan benar, bukan proses doktor yang dipercepat," ucapnya.

Kredit

Bagikan