Perdagangan bebas, pengusaha lokal kian terjepit

Ilustrasi perdagangan bebas
Bandung.merdeka.com - Diberlakukannya perdagangan bebas lewat pasar bebas ASEAN membuat persaingan usaha semakin ketat. Jika pelaku usaha lokal tidak bersinergi ini justru menjadi ancaman dan kondisinya kan terjepit.
"Lemahnya daya saing dan jika tidak bersinergi inimembuat pelaku lokal hanya bisa menjadi penonton di rumah sendiri," kata ‎Ketua Serikat Saudagar Bandung (KSSB), Herdi Nur di Bandung, Jumat (8/9).‎
Dia mengatakan, sejak dibukanya pasar bebas pengusaha asing semakin menyerbu pasar di dalam negeri. Hal ini diperparah dengan lemahnya daya saing pengusaha lokal, dari sisi permodalan, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi, dan lainnya.
Selain itu dari sisi rasio, pengusaha lokal sulit berkembang dan juga mudah mati khususnya yang masih dalam kategori usaha mikro dan kecil. "Terjadi persaingan yang tidak sehat. Pengusaha besar yang telah eksis lebih duluan kerap menghambat pengusaha baru," katanya.
Menurutnya, kondisi tersebut membuat pengusaha asing leluasa merambah pasar nasional. Begitupun para pemodal dari luar negeri yang sangat mudah menguasai perusahaan di dalam negeri.
Oleh karena itu, pihaknya berupaya membangun sinergitas antar pengusaha lokal serta membentuk jejaring yang lebih luas melalui Roadshow Saudagar Nusantara dengan target 60 daerah.
Setelah berlangsung di 8 daerah, kali ini Bandung menjadi tuan rumah roadshow tersebut pada 9 September 2017 mandatang di Click Square, Jalan Naripan Bandung.
Adapun tujuan roadshow ini adalah membekali pebisnis tentang cara pengelolaan dan pertumbuhan bisnis yang benar melalui seminar dan workshop.
Pihaknya juga mendorong terbentuknya simpul-simpul pemberdayaan antar kota/kabupaten demi memperkuat jejaring.
"Melalui kegiatan roadshow ini, kami berupaya membekali pengusaha agar mampu memahami bahasa keuangan bisnis, serta cara merancang kerjasama investasi dalam tipe pendanaan keikutsertaan," pungkasnya.
‎Dia mengatakan, sinergitas antar pengusaha lokal ini untuk terus mengejar ketertinggalan jumlah pengusaha di Indonesia. Jumlah pengusaha di Indonesia mengalami peningkatan dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,67 persen menjadi 3,10 persen dari total jumlah pendudukan.
Namun, angka tersebut masih dianggap kecil dibandingkan dengan negara tetangga. Misalnya, jumlah pengusaha di Malaysia yang sebesar 6 persen.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak