Perdagangan bebas, pengusaha lokal kian terjepit

user
Farah Fuadona 08 September 2017, 15:31 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Diberlakukannya perdagangan bebas lewat pasar bebas ASEAN membuat persaingan usaha semakin ketat. Jika pelaku usaha lokal tidak bersinergi ini justru menjadi ancaman dan kondisinya kan terjepit.

"Lemahnya daya saing dan jika tidak bersinergi inimembuat pelaku lokal hanya bisa menjadi penonton di rumah sendiri," kata ‎Ketua Serikat Saudagar Bandung (KSSB), Herdi Nur di Bandung, Jumat (8/9).‎

Dia mengatakan, sejak dibukanya pasar bebas pengusaha asing semakin menyerbu pasar di dalam negeri. Hal ini diperparah dengan lemahnya daya saing pengusaha lokal, dari sisi permodalan, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), teknologi, dan lainnya.

Selain itu dari sisi rasio, pengusaha lokal sulit berkembang dan juga mudah mati khususnya yang masih dalam kategori usaha mikro dan kecil. "Terjadi persaingan yang tidak sehat. Pengusaha besar yang telah eksis lebih duluan kerap menghambat pengusaha baru," katanya.

Menurutnya, kondisi tersebut membuat pengusaha asing leluasa merambah pasar nasional. Begitupun para pemodal dari luar negeri yang sangat mudah menguasai perusahaan di dalam negeri.

Oleh karena itu, pihaknya berupaya membangun sinergitas antar pengusaha lokal serta membentuk jejaring yang lebih luas melalui Roadshow Saudagar Nusantara dengan target 60 daerah.

Setelah berlangsung di 8 daerah, kali ini Bandung menjadi tuan rumah roadshow tersebut pada 9 September 2017 mandatang di Click Square, Jalan Naripan Bandung.

Adapun tujuan roadshow ini adalah membekali pebisnis tentang cara pengelolaan dan pertumbuhan bisnis yang benar melalui seminar dan workshop.

Pihaknya juga mendorong terbentuknya simpul-simpul pemberdayaan antar kota/kabupaten demi memperkuat jejaring.

"Melalui kegiatan roadshow ini, kami berupaya membekali pengusaha agar mampu memahami bahasa keuangan bisnis, serta cara merancang kerjasama investasi dalam tipe pendanaan keikutsertaan," pungkasnya.

‎Dia mengatakan, sinergitas antar pengusaha lokal ini untuk terus mengejar ketertinggalan jumlah pengusaha di Indonesia. Jumlah pengusaha di Indonesia mengalami peningkatan dari yang sebelumnya hanya sebesar 1,67 persen menjadi 3,10 persen dari total jumlah pendudukan.

Namun, angka tersebut masih dianggap kecil dibandingkan dengan negara tetangga. Misalnya, jumlah pengusaha di Malaysia yang sebesar 6 persen.

Kredit

Bagikan