Diduga korban First Travel di Bandung capai ratusan orang

user
Farah Fuadona 28 Agustus 2017, 11:16 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Korban agen biro perjalanan haji dan umroh First Travel asal Bandung Jawa Barat diduga mencapai ratusan orang. Setidaknya sampai per hari ini sudah ada 99 orang yang melapor ke Polrestabes Bandung atas dugaan penipuan dan penggelapan yang dilakukan tersangka bos First Travel.

Belasan korban First Travel asal Bandung mendatangi Mapolrestabes Bandung, Jalan Jawa, Kota Bandung, Senin (28/8) pagi. Mereka melengkapi berkas laporan yang secara berangsur dilakukan sejak Senin 14 Agustus 2017 lalu.

"Kita menindaklanjuti laporan pertama pada 14 Agustus kemarin. Karena berkas masuk saat itu baru 15 berkas. Laporan resmi ke Polrestabes ini atas dugaan penipuan dan penggelepan 378 terhadap tersangka Anisa Hasibuan dan suaminya," kata Koordinator korban asal Bandung Adrian Darmaji, di Mapolrestabes Bandung. Adrian melampirkan juga 84 laporan korban lainnya yang turut menjadi korban First Travel.

Meski korban yang melapor resmi baru 99 orang, namun dia menyebut diduga ada 632 orang yang gagal berangkat umroh pada Oktober sampai November mendatang. Jumlah itu diketahui usai dirinya mendatangi kantor First Travel Bandung, yang ada di Jalan Ibrahim Adjie (Kiaracondong).

"‎Jumlahnya ada 632 data yang kita dapat. Yang daftar ke cabang Bandung dan belum berangkat. Tapi kita tidak bisa pastikan apakah itu asal Bandung semua atau Jawa Barat," terangnya.

Sebab dari 99 yang sudah resmi melapor, pihaknya baru menghimpun sekitar 150 korban yang merasa ditipu agen perjalanan tersebut.

"Karena saya takut dan ragu dari 632 yang masuk, berkas saya kurang dari 150. Saya enggak tau sisanya apakah tahu atau gimana? Karena diduga banyak. takutnya mereka tidak lapor, atau enggak tahu. Atau masih berharap. Bisa juga ada yang lapor ke Bareskrim," imbuhnya.

Kemungkinan korban bertambah, Polrestabes Bandung buka posko korban First Travel

Korban agen biro perjalanan haji dan umroh First Travel di Kota Bandung tak kalah banyak. Jumlahnya diduga mencapai ratusan. Polrestabes Bandung pun membuka pusat informasi atau 'crisis center' bagi para korban yang merasa tertipu.

Kasatreskrim Polrestabes Bandung AKBP M Yoris Maulana mengaku, telah menerima sekitar 40 orang yang menjadi korban dari First Travel. Keinginan para korban ini juga untuk mengumpulkan seluruh korban lainnya yang belum terakomodir, untuk kemudian nantinya bisa mengambil uang dan dokumen penting seperti paspor.

"Yah dari hasil dialog tadi ada 40 orang yang mewakili sekitar 632 orang diduga korban dari First Travel berada di Bandung. Makannya kita akan membuat posko crisis center untuk memudahkan komunikasi dengan korban," kata Yoris. Perwakilan korban dipimpin Andrian (sebelumnya ditulis Adrian) Darmaji.

Menurutnya, saat ini sudah ada sekitar 132 orang yang sudah terakomodir Andrian lewat satu laporan resmi ke Satreskrim Polrestabes Bandung. Karena data dari First Travel yang belum diberangkatkan mencapai 632 orang. Oleh karena itu posko dibuka.

"Kami juga selain membuka crisis center, tetap melakukan koordinasi dengan Mabes Polri," imbuhnya. Sekadar diketahui, kasus penipuan dan penggelapan First Travel dengan tersangka Andika dan istri Anisa Hasibuan sudah ditangani Mabes Polri.

Andrian melanjutkan, sejak laporan resmi dilayangkan pada Senin 14 Agustus lalu, pihaknya menghimpun sekitar 132 berkas yang menjadi korban penipuan First Travel. Seluruh korban itu mendaftarkan diri untuk ke Tanah Suci untuk keberangkatan akhir tahun ini. Rata-rata uang yang sudah diserahkan Rp 14 - 16 juta.

"Kita ini sudah menghimpun 132 orang dari 632 korban versi (data) First Travel. Dan ini masih ada yang akan direkap lagi untuk dibuatkan pelaporan. Makannya kita terima kasih sudah difasilitasi crisis center," jelasnya di tempat sama.

"Kita dibantu buka crisis center lokal, jadi saya undang bapak-bapak dan korban yang domisili di Bandung untuk datang melaporkan ke sini," ujarnya. ‎

Kredit

Bagikan