Pendidikan terbuka, cara baru mengakses pendidikan berkualitas

user
Farah Fuadona 22 Agustus 2017, 16:55 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Dunia telah memperlihatkan komitmen kepada open education dengan mendeklarasikan The 2012 Paris OER (Open Educational Resource) Declaration yang menandakan seruan kepada pemerintah negara di seluruh dunia untuk mendukung pendanaan dan lisensi materi-materi pendidikan secara terbuka untuk digunakan publik.

Komitmen juga diperlihatkan masyarakat internasional dengan munculnya The Open Education Consortium, yaitu asosiasi dari institusi dan asosiasi dari seluruh dunia yang berkomitmen kepada idealisme open education. Dari Konsorsium ini, muncul Open Education Week yang diperingati untuk meningkatkan kesadaran mengenai open education yang menyediakan kesempatan mengakses pendidikan untuk siapa saja, di mana saja, dan kapan saja.

Dalam rangkaian global Open Education Week tersebut, Komunitas asal Bandung Co-Learning Space didukung oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat di Indonesia, Study of the United States Institute (SUSI), dan International Exchange Alumni mengadakan Bandung Open Education Day (BOED) 2017.

BOED 2017 dilaksanakan dalam rangka merayakan Open Education Week dalam upaya meningkatkan kesadaran, berbagi informasi, dan berdiskusi mengenai Open Education atau Pendidikan Terbuka.

Acara ini mengangkat tema “Online Learning as an Alternative Form of Education” dilatarbelakangi oleh semangat yang sama dengan gerakan global ‘Open Education Movement’ dalam memanfaatkan kekuatan internet untuk meningkatkan kesempatan mengakses pendidikan dengan mudah.

BOED 2017 akan diselenggarakan dalam bentuk seminar dan unconference. Seminar ini diisi sejumlah pembicara diantaranya Steven Sutantro dari Google Educator Group West Jakarta, mantan Rektor Universitas Terbuka Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D dan komunitas MejaKita.com serta leader EdTech Indo Herry Fahrur Rizal.

Ketua penyelenggara BOED 2017, Indra Permana Sopian berharap dengan diselenggarakannya acara yang bertujuan mengkampanyekan open education ini masyarakat dapat menyadari kegunaan teknologi untuk hal-hal yang bermanfaat, contohnya pendidikan.

“Dengan konsep Open Education yang sebagian besar dilakukan dalam media online, semua orang dapat mempunyai akses kepada pendidikan, karena pendidikan adalah hak semua orang,” ujar Indra.

Para pengisi acara BOED 2017 juga memiliki semangat yang pesan yang sama mengenai open education. Tian Belawati memandang bahwa open education merupakan sebuah terobosan untuk demokratisasi pendidikan.

“Setiap orang yang memiliki akses kepada internet dapat menjangkau dan belajar dari sumber-sumber pembelajaran berkualitas tanpa harus berpindah tepat dengan biaya yang terjangkau, bahkan dapat tanpa biaya sama sekali,” katanya.

Steven Sutantro memiliki pengalaman yang sangat berkesan dalam mengikuti open education.

Menurutnya, open education mentransformasi pengalaman belajar untuk mengakses sumber belajar terbaik dari seluruh dunia di mana saja dan kapan saja.

Herry Fahrur Rizal menambahkan, untuk memajukan pendidikan melalui open education, internet perlu dijadikan sebagai kebutuhan.

“Open education adalah konsep yang strategis dalam pemerataan pendidikan dengan konektivitas internet yang mudah diakses di mana-mana. Sayangnya, bagi sebagian orang internet itu sendiri masih dianggap exclusivity bukan neccessity,” ucap Herry.

Begitu pula dengan Komunitas pelajar Meja Kita, yang menganggap bahwa open education adalah bagian dari revolusi edukasi yang menjadi filosofi mereka, di mana siapa saja bisa belajar dan menyuguhkan konten pendidikan yang sama rata standarnya dalam platform yang mereka sediakan.

“Di platform seperti MejaKita, siapapun memiliki otonomi yang sama untuk bisa belajar ataupun mengajar, semua orang terdorong untuk membantu sesama dan berbagi ilmu,” ungkapnya.

Kredit

Bagikan