Disuntik Rp 1 triliun untuk Pilgub Jabar, KPU minta pengawasan BPKP

Ilustrasi Pilkada
Bandung.merdeka.com - KPU Jabar disuntik Rp 1,164 triliun dari Pemprov Jabar untuk penyelenggaraan Pilgub Jabar 2018. Sebagai bentuk pengawasan anggaran KPU selakupenyelenggara menggandeng Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Jawa Barat.
Kerja sama itu dilakukan dengan ditandainya penandatanganan nota kesepahaman atau MoU yang digelar di Kantor KPU Jawa Barat, Kota Bandung, Senin (17/7). MoU ditandatangani langsung Ketua KPU Jabar Yayat Hidayat dan Deni Suardini selaku Kepala BPKP Jabar.
"Kita kan dalam mengelola pilkada ini mengelola uang yang sangat besar Rp1,164 triliun. Jadi, mengelola uang yang segitu besarnya harus hati-hati supaya bisa dipastikan tidak ada penyimpangan, baik penyimpangan yang sifatnya maladministrasi maupun potensi kejahatan, misalnya korupsi," kata Yayat.
Menurutnya BPKP akan bertugas mengawasi dan melakukan pendampingan pada KPU Jawa Barat agar pelaksanaan demokrasi di Jabar ini tidak ditemukan penyimpangan saat menggunakan anggaran."Kalau didampingi BPKP, saya kira akan bisa sesegra mungkin diketahui dan diluruskan," sebutnya.
Dia melanjutkan, BPKP juga akan mengawasi dan mendampingi KPU dalam melakukan pengadaan barang dan jasa. Sebab, biasanya selalu ada masalah dalam perjalanannya, salah satunya gagal lelang. Dengan pendampingan itu potensi kecurangan atau akal-akalan untuk keuntungan pribadi dan kelompok bisa ditekan lebih dulu.
"Terakhir adalah pendampingan dalam evaluasi dan pembuatan laporan, itu penting sekali, sehngga kita bisa menemukan evaluasinya ini seperti apa dan rekomendasinya seperti apa. Rekomendasi itulah yang kita butuhkan dari BPKP untuk memperbaiki kinerja pengelolaan keuangan di masa datang," ucapnya seraya menyebut hal serupa jugaakan dilakukan di 16 kabupaten/kota yang akan menjadi daerah penyelenggara Pilkada serentak 2018.
Kepala BPKP Jawa Barat Deni Suardini mengatakan, kesiapannya mengawal pelaksanaan pilkada serentak dari sisi pengawasan dan pendampingan. Pengawasan dan pendampingan itu dimaksudkan agar pesta demokrasi bersih dari penyimpangan.
"Inilah wujud nyata BPKP hadir untuk mengawal itu, terutama dalam pengelolaan keuangannya itu betul-betul dilakukan secara tertib, profesional, transparan, akuntabel, dan bebas dari masalah-masalah hukum. Untuk itu, maka BPKP senantiasa jadi mitra terdepan untuk mengawal itu semua. Itu teknisnya," jelasnya.
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak