Ratusan siswa SMA ikuti SOIL kenali potensi diri

user
Mohammad Taufik 15 Juni 2017, 13:22 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Director of Admission and International Office Telkom University, Rinna Fridiana, mengatakan generasi milenial khususnya para siswa dan siswi SMA seringkali kebingungan kala akan meneruskan pendidikannya ke jenjang perguruan tinggi dengan memilih jurusan apa. Bahkan tak sedikit yang justru memilih jurusan pada saat perkuliahan karena ikut-ikutan teman.

Mengantisipasi hal tersebut, dalam kegiatan bertajuk 'Millennial Today and Tomorrow', Tel-U X FOJB School of Millennial Leaders (SOIL), pihak Telkom University menggandeng komunitas OSIS di Jawa Barat untuk mengikuti kegiatan tersebut selama dua hari yakni 14 dan 15 Juni 2017. Ada banyak kegiatan yang dirangkai, di antaranya seminar dan workshop.

"Tidak sedikit anak-anak SMA bingung mau masuk jurusan apa ke perguruan tinggi. Makanya dengan kegiatan ini sebagai persiapan supaya mereka tidak kaget. Soalnya masih banyak yang belum tahu soal beberapa jurusan pada perguruan tinggi, yang dikenal hanya kedokteran saja. Kami membuka wawasan itu agar pilihan menjadi mantap dan tidak ikut-ikutan teman untuk kuliah nanti," ujar Rinna kepada Merdeka Bandung, Rabu (14/6).

Sementara itu, Wakil Rektor bidang Admisi dan Kerjasama Internasional, AMA Suyanto menjelaskan, upayanya dalam bentuk membangun kesadaran generasi muda agar produktif. Aktivitas ini sedikitnya menjaring 100 aktivis Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) Sekolah Menengah Atas dan setara se-Jawa Barat.

"Generasi milennial ini potensial sekali untuk dibentuk, hendak menjadi apa mereka bergantung dari bagaimana pembinaannya, dan kami sebagai institusi pendidikan berkewajiban untuk menumbuhkan generasi milennial ini sebagai generasi progressif dan produktif," papar Suyanto.

Menurut dia, generasi millennial dinilai cenderung cuek pada keadaan sosial, dan hanya mengejar kebanggaan akan merk atau brand. Sejalan dengan itu, banyak fakta dan mitos yang beredar tentang generasi millennial, serta stereotype malas dan narsis. Padahal, dengan sentuhan budaya yang berbeda serta kemajuan teknologi, Millennials merupakan salah satu kunci keberhasilan bangsa Indonesia untuk memenangkan masa depan.

"Potensi kita justru ada di era hari ini, di mana usia produktif memuncaki ketersediaan sumber daya. Kalau kita (Universitas Telkom) tidak segera mengambil langkah, kita bisa kehilangan momentum pembentukan generasi yang luar biasa ini," ujarnya.

Setidaknya, upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) telah dirancang sejalan dengan pendidikan nasional, tiga agenda nasional saat ini yang sangat terkait dengan SDM, yaitu pembangunan infrastruktur, ekonomi kreatif, dan ekonomi digital. Kesemuanya memerlukan kehandalan SDM.

Sebagai pemeran utama ketiga agenda nasional tersebut, generasi Millennial harus mempersiapkan dirinya dengan meningkatkan skill maupun ketahanan mentalnya untuk bersiap menghadapi tantangan besar.

Ditemui terpisah, Rektor Telkom University Profesor Mochamad Ashari membenarkan cita-cita universitas yang ia pimpin, bahwa sasaran pembangunan bangsa ini ada pada SDM dan generasi emas. Hal ini sejalan dengan koridor yang akan dibangun oleh Telkom University, terkait penetrasinya menuju Excellent Entrepreneurship University (EEU), yang mana basis pendidikan tingginya menciptakan generasi mandiri secara ekonomi.

"Kami sedang menjalani fase toward world class university, ke depan universitas ini harus mencapai fase berikutnya sebagai pusat entrepreneurship, dan itu dimulai dari pembangunan generasi emas saat ini," ujarnya.

SOIL sendiri dilaksanakan pada Rabu, 14 Juni 2017. Bertempat di Aula Utama Fakultas Industri Kreatif. Dengan narasumber bereputasi nasional, jurnalis senior Putra Nababan (CEO IDTalent, Mantan Pimred MetroTV atau Wapimred RCTI), TB. Fiki Satari (Social Creative Entrepreneur), Rizky Muhammad (Founder youthmanual.com). Sarasehan dipandu oleh Dr. Dedi Kurnia Syah (Head of Public Relations Telkom University) dan Muhammad Sufyan Abdurahman (Dosen Digital Public Relations Telkom University).

Kredit

Bagikan