Emil disuruh insyaf oleh elite PKS dan Gerindra, ini jawaban NasDem

user
Mohammad Taufik 09 Juni 2017, 20:47 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Partai NasDem angkat suara terkait keinginan Partai PKS dan Gerindra yang meminta Ridwan Kamil taubat dan insyaf. NasDem merasa semua yang dituduhkan pada Wali Kota Bandung itu tidak mendasar karena Ridwan Kamil tidak berbuat dosa menerima dukungannya untuk Pilgub Jabar 2018.

Hal itu disampaikan Ketua DPW Partai NasDem Jabar Saan Mustopa, di sela-sela Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Jawa Barat di Hotel Papandayan, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (9/6) malam.

"Apa dosanya kang Emil (Ridwan Kamil) sampai disuruh insaf dan tobat. Mereka juga bukan malaikat yang meminta Kang Emil tobat. Enggak ada hak mereka memposisikan sebagai malaikat. Enggak ada yang berhak memonopoli kebenaran sehingga menyuruh Emil harus insyaf," kata Saan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Ferry Julianto, meminta Emil segera insyaf jika ingin kembali didukung. Begitu juga dengan PKS yang akan membuka pintu maaf kembali bagi Emil jika berniat kembali menjalin komunikasi politik. Asalkan Emil tobat.

Untuk diketahui Gerindra dan PKS merupakan partai yang sama-sama mengantarkan Emil menjadi Wali Kota Bandung. Dua partai ini seolah 'sakit hati' karena menerima pinangan NasDem yang dinilai berseberangan pemahaman.

"Jadi Emil itu enggak melakukan kesalahan apapun baik wali kota dan individu apalagi politik.
‎NasDem dukung Emil itu sukarela. Enggak ada paksa memaksa," kata Saan.

Tudingan Gerindra yang menyebutkan Emil menerima pinangan NasDem karena ada intimidasi, Saan membantah dengan tegas. Dia menyebut, sebelum mendeklarasikan Emil pada Maret 2017, NasDem menawarkan dukungan secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan.

"NasDem dukung Emil sukarela, enggak ada paksa memaksa. Buat apa kita memaksa kalau orang lain enggak mau. Enggak‎ ada manfaatnya buat NasDem. Mendukung Emil itu tidak memperhitungkan aspek politik buat NasDemnya. Enggak meminta itu. NasDem enggak meminta jabatan apapun," ujarnya.

Kembali dia menegaskan, partai besutan Surya Paloh itu juga tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan politik. Semata-mata dukungan NasDem pada Emil, karena Jabar memang membutuhkan sosok pemimpin seperti yang ada pada Emil.

"NasDem enggak pernah menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan politik. Amanah yang diberikan ini adalah bagian dari sarana memperbaiki keadaan. Jadi sekali lagi kita dukung Emil atas sukarela. Jadi sama-sama enak. Ini bukan di level kepentingan tapi kemaslahatan," tandasnya.

Ridwan Kamil setia dengan NasDem

Partai NasDem mengklaim Ridwan Kamil tetap setia atas dukungan yang diberikan. Wali Kota Bandung itu tetap berkomitmen menggunakan NasDem sebagai kendaraan politiknya sampai menghadapi Pilgub Jabar 2018 tuntas.

"Sampai hari ini Emil tetap diusung NasDem. Terakhir bahkan 28 Mei kemarin di Jakarta buka puasa di DPP Nasdem, di sana hadir para ketua umum dari Golkar, PAN, Hanura dan banyak partai lainnya," kata Saan.

Dia menyadari pasca-mendeklarasikan Emil sebagai bakal calon gubernur Jabar 2018 pada Maret lalu, serangan yang ditiupkan kerap menghampiri. Kabar-kabar itu, kata dia, diembuskan pihak yang memang tidak menyukai Emil dan NasDem.

‎"Kabar itu ditiupkan pihak lawan. Orang yang enggak suka Emil dan NasDem. Itu adu domba. Emil menyampaikan itu juga, bahwa ada upaya yang dilakukan kelompok tertentu untuk mengadu domba antara NasDem dan Emil," katanya.

"Karena ketakutan. Mereka keduluan. Ketakutan mereka panik. Sehingga segala cara dilakukan. Ya kita tahu isu-isu hadir seperti yang katanya Emil memberi izin 300 tempat ibadah, yang katanya Emil mengembalikan dukungan," terangnya menambahkan.

Menurut dia, Emil sudah menghitung semua dan menerima resiko pasca diusung. ‎"NasDem dan Emil sudah hitung semua. ‎Tapi kita tetap dukung terus Emil, kalau independen kita juga tetap dukung akan suport kita itu. NasDem akan dukung dan berusaha mencari KTP," ujarnya.

Dalam Rakorwil tersebut, NasDem membahas tiga momentum politik yang akan dihadapi pada 2018 dan 2019. Jabar sebagai barometer politik nasional harus dipersiapkan matang untuk tiga kemenangan yang diincarnya.
‎
"Rakorwil itu membahas soal Pilkada, Pileg dan Pilpres. Kita ingin memenangkan 3 proses politik ke depan yang akan berlangsung tahun 2018 dan 2019. Kalau seperti Real Madrid kita ingin hatrick," ujarnya.

"Tentu untuk memenangkan kita butuh proses konsolidasi terutama terkait Pilkada 16 kabupaten/kota. Kami DPW NasDem ingin sinergi untuk sama-sama mewujudkan tiga proses politik yang berkualitas dan transparan," ujarnya menandaskan.

Kredit

Bagikan