Cara agar kasus Cak Budi tak terulang

user
Muhammad Hasits 10 Mei 2017, 15:33 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Kasus donasi lewat Cak Budi yang terjadi beberapa waktu lalu menjadi sorotan banyak pihak. Dari hasil uang yang masuk, Cak Budi membeli mobil Fortuner dan iPhone7. Alasannya, untuk melancarkan tugasnya menyalurkan bantuan.

Belajar dari kasus tersebut, seharusnya  menjadi pelajaran bagi semua pihak. Seperti diungkapkan Kepala Dinas Sosial dan Penanggulangan Bencana Kota Bandung Tono Rusdiantono.

Menurutnya Tono, pihak penghimpun dana, utamanya lembaga sosial harus dapat memegang kepercayaan dari para donatur yang telah memberikan bantuan. "Iya pihak penghimpun dana harus bisa jaga kepercayaan mayarakat. Karena itu anggaran dari masyarakat," ujar Tono kepada Merdeka Bandung, Rabu (10/5).

Di Kota Bandung sendiri, kata Tono, sedikitnya ada 200 lembaga sosial. Lembaga-lembaga sosial ini telah diverifikasi oleh dinsos. Pihaknya menjamin lembaga sosial di Bandung dapat menyalurkan bantuan dari masyarakat sesuai dengan peruntukannya.

"Di kota Bandung mudah-mudahan enggak ada. Karena di Bandung kebanyakan yayasan yang sudah lama bergerak di masalah sosial. Kadang Saya kalau agak ragu keluarin perizinan itu,  kita turun langsung aja dilihat, gimana sih si yayasan ini, bergeraknya di bidang apa. Kalau saya ragu- ragu saya enggak tandatangan. Tapi selama ini yang saya tandatangani untuk perizinan itu yayasanya sudah bagus-bagus," ungkapnya.

Tono mengimbau kepada lembaga-lembaga sosial di Bandung untuk menjadi lembaga sosial yang kompeten. Sehingga dapat dipercaya oleh masyarakat.

"Saya bilang yang paling penting lembaga sosial itu harus kompeten. Kedua lembaga sosial harus betul-betul bisa dipertanggungjawabnkan dan yang paling penting sosialisasi ke masyarakat lembaga sosial itu. Udah pastilah kalau aspek Legal formal dari dinsos. Kita dukung penuh," ungkapnya.

Kredit

Bagikan