Ikatan alumni ITB dan Pemkot Bandung akan sebar ATM Beras di kelurahan

user
Farah Fuadona 01 Februari 2017, 12:06 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Pemerintah Kota Bandung berencana memasang ATM beras di 151 kelurahan yang ada di Bandung. Inovasi ATM beras ini merupakan gagasan dari komunitas ikatan alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1980 yang didanai dari dana CSR kepada Pemerintah Kota Bandung.

Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengatakan, program dari Komunitas ikatan alumni ITB 80 sejalan dengan program pemerintah kota Bandung yaitu E-Warung. E-warung sendiri merupakan program pemerintah Kota Bandung yang menyediakan bahan-bahan sembako bersubsidi untuk warga miskin.

"Program ATM Beras ini sesuai dengan program kami yaitu E-warung, sehingga dapat digabungkan menjadi suatu program yang diunggulkan di Kota Bandung untuk menyejahterakan masyarakat yang kurang mampu," ujar Ridwan kepada wartawan di Pendopo, Selasa (31/1) kemarin.

Pria yang akrab disapa Emil ini menjelaskan, secara teknis setiap warga miskin nantinya akan diberi kartu. Kartu ini digunakan untuk mengambil jatah beras di kelurahan. Sehingga mekanismenya tidak lagi dengan mengantre tetapi mengambil langsung di ATM beras.

"Jadi tinggal datang ke warung itu yang bersubsidi, ditunjukan kartu dan tempelkan kartunya maka keluar beras.
Ada jatah di kartunya dan bisa dicicil ambilnya untuk bisa memudahkan mereka. Jadi dengan inovasi teknologi ini memudahkan masyarakat dan mencegah penyelewengan jumlah beras dan siapa yang melakukan apa," katanya.

Menurut Emil, program ini rencananya akan disebar di seluruh kelurahan di Bandung yang jumlahnya mencapai 151 kelurahan.

"Kita akan sediakan kartu khusus warga miskin supaya program ini dapat tepat sasaran. Sehingga mereka bisa menikmati fasilitas publik yang kita tawarkan. Tahun 2017 ini saya memprioritaskan untuk memberantas kemiskinan di Kota Bandung," katanya.

Di tempat yang sama, salah satu anggota Komunitas ikatan alumni ITB 80 Buji Aji, mengatakan pada dasarnya program ini digagas sebagai rasa kepedulian alumni ITB 80 terhadap orang yang kurang mampu. Maka dari itu ia dan rekannya yang lain bertekad menciptakan sebuah inovasi untuk membantu sesama manusia.

"Kita perihatin melihat kaum dhuafa yang berdempetan untuk menerima sodaqoh, bahkan sampai banyak yang pingsan karena berebutan menerima zakat. Karena itu kami ingin menciptakan suatu perubahan dalam penyaluran bantuan kepada masyarakat miskin di Kota Bandung," katanya.

Program ini sebelumnya sudah dijalankan bekerja sama dengan Badan Zakat Nasional (BAZNAS) dan sudah dipasangkan di kantor pusat Baznas di Jakarta. "Semoga ATMB bisa melayani 50 ribu keluarga yang kurang mampu di Kota Bandung. Dan kita sudah bekerja sama dengan Baznas, pengurus masjid bahkan kantor polisi untuk menyimpan mesin ATMB," ujar Aji.

Kredit

Bagikan