Indonesia masih miskin insinyur, kalah dari Malaysia dan Thailand


Rektor ITB Kadarsah
Bandung.merdeka.com - Dibandingkan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand, Indonesia masih miskin profesi insinyur. Tercatat perbandingannya dari satu juta penduduk Indonesia hanya ada 2.671 profesi yang mengandalkan teknik tersebut.
Adapun Malaysia dan Thailand yang notabene jumlah penduduknya lebih sedikit tercatat lebih banyak di mana dari satu juta penduduk ada 3.333, Thailand 4.121 dan Vietnam 9.037 insinyur.
Menurut Rektor ITB Prof Kadarsah, kebutuhan insinyur di Indonesia diperkirakan mencapai 50 ribu per tahunnya. Keberadaan insinyur menjadi penting untuk menopang pembangunan infrastruktur dan industri.
"Apalagi pada 2020 kompetisi global dalam pekerjaan keinsinyuran semakin ketat karena tuntutan produk dan jasa yang semakin kompleks," kata Kadarsah dalam jumpa persnya di Gedung Rektorat ITB Kota Bandung, Jumat (16/12). Sehingga tantantang ini membutuhkan akselerasi pengembangan program profesi insinyur Indonesia.
Dia menambahkan, perguruan tinggi secara hukum memiliki kewenangan menyelenggarakan program profesi insinyur. Hal itu merujuk diterbitkannya Permen Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI Nomor 35 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Program Profesi Insinyur.
Sebagai kampus teknik tertua di Indonesia, ITB saat ini menggenjot keberadaan insinyur anyar dengan program studi (prodi) Program Profesi Insinyur yang terdiri dari program pendidikan regular. Program ini akan dibuka paling cepat semester I 2017/2018 dan program rekognisi pengalaman lampau (RPL) mulai semester II 2016/2017.
"Pada kesempatan ini ITB ingin menginformasikan kepada publik bahwa saat ini ada program studi baru yakni program studi program profesi insinyur di ITB yang sudah ditunggu-tunggu oleh bangsa," ujarnya.
Menurut dia, pemerintah melalui Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Pendidikan Tinggi Kemenristekdikti melalui surat Nomor 674/C.C/KL/2016 tanggal 11 April 2016 memberikan tugas kepada ITB untuk menyelenggarakan Program Studi Program Profesi Insinyur.
Ada sejumlah persyaratan yang harus ditempuh untuk mengikuti prodi Program Profesi Insinyur di ITB, diantaranya berlatar belakang S1 dari prodi teknik yang didapatkan dari perguruan tinggi terakreditasi A dan prodi terakreditasi minimal B pada saat mendaftar program profesi insinyur.
"Lalu pengalaman kerja di bidang keinsinyuran lebih dari dua tahun, pengalaman kerja di bidang keinsinyuran minimal empat proyek dan mengisi hidup singkat secara on line," terangnya.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswa ITB Prof Bermawi menambahkan untuk sementara kuota untuk program Rekognisi Pengalaman Lampau (RPL) dari prodi Program Profesi Insinyur ini adalah 370 orang.
"Untuk sementara slotnya baru 370 peserta (untuk program RPL). Biaya kuliahnya per semester sekitar 10 juta dan lama pendidikannya sekitar empat bulan. Adapun tenaga pengajarnya dari ITB dan dari PII," ujarnya.
Ada tujuh fakultas yang nantinya akan melaksanakan program studi Program Profesi Insinyur di ITB, diantaranya Fakultas Teknologi Industri (FTI), Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FFTM), Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan dan Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD).
BERITA TERKAIT
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
Pengakuan Bharada E di Balik Perintah Tembak dari Atasan
5 Poin Rekomendasi Kebijakan Siap Diusulkan T20 dalam Forum G20
Alami Pengapuran Sendi Lutut? Coba Minum Susu Nutrisi
Perawatan Kulit Kian Diminati, BeautieSS Resmikan Satu Klinik Baru
Aswita Dewi Ingin Batik jadi Pakaian Kekinian
Amazit T-Rex 2 Jadi Jam Tangan Pintar Bagi Para Petualang
Aplikasi Jantungku Jadi Solusi Layanan Kesehatan Jantung, Ini 6 Fitur Unggulannya
Jejak Kopda Muslimin Sebelum Ditemukan Tewas di Rumah Orang Tua
Gleaneagles Hospital Punya Inovasi Teknologi Baru Bernama Gamma Knife
Kerry Indonesia Kembali Meraih Penghargaan HR Asia Awards 2022
Gandeng Aurel Hermansyah, CKL.LOOKS Akan Rilis Produk Eksklusif
Dukungan Orangtua Dalam Tumbuh Kembang Anak di Masa Transisi Pasca Pandemi
Tidak Pelit Ilmu, Hendra Hidayat Dikenal Sebagai Pionir Implan Gigi di Indonesia
Linde Indonesia Akan Pasok Gas Industri dengan Kemurnian Tinggi ke PT Freeport
KORIKA Gelar Webinar Kecerdasan Artifisial (AI) Bidang Kesehatan
Garmin Run Club Menjadi Wadah Bagi Para Pecinta Olahraga Lari
Jam Tangan Pintar yang Bisa Jadi Pilihan Para Pelari Karena Fitur Canggihnya
Alasan Mengapa Reinvestment Keuntungan Sangat Krusial Bagi Bisnis
EdenFarm Berbagi Hewan Kurban dengan Komunitas Tani di Sekitar ECF
Trademark Market Hadir Lagi, Kini Tenantnya Lebih Banyak