Band death metal veteran asal Bandung, Forgotten, 'diadili' di Pengadilan Musik

user
Farah Fuadona 20 Januari 2018, 13:58 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Band death metal veteran asal Bandung, Forgotten  mendapat giliran untuk 'diadili' di Pengadilan Musik. Program yang dladakan oleh DCDC (Djarum Coklat Dot Com) ini secara khusus mengadili para musisi yang aktif berkarya untuk dillhat kredibilitasnya dalam mempertanggungjawabkan karya-karyanya.

Kali ini, giliran Forgotten yang harus merasakan panasnya kursi persidangan. Mereka harus mempertanggungjawabkan karya dalam album terbarunya bertajuk 'Kaliyuga'.

Forgotten didampingi oleh dua orang pembela, yaitu Gebeg (Taring) dan Yoga (PHB). Forgotten akan menghadapl tuntutan darl dua orang Jaksa Penuntut yaitu Budi Dalton dan Pidi Baiq. Persidangan akan dipimpin oleh seorang Hakim, Man (Jasad) dan ditengahi oleh sang Panitera, Eddi Brokoli.

Dalam persidangan yang didalangi hakim ketua, Man Jasad, itu tidak jarang terjadi perdebatan seru antara duo jaksa penuntut umum  versus duet pembela, Gebeg Drum dan Yoga PHB. Tentu saja itu menjadi tontonan menarik, karena masing-masing kubu berargumen yang menyulut  tawa penonton.

Addy Gembel, sang vokalis mengatakan, bahwa album ini adalah karya terbaru mereka setelah terakhir kali menelurkan album di tahun 2011. Setelah absen selama enam tahun, Forgotten kini hadir untuk menyapa kembali para Terlaknat (sebutan untuk penggemar Forgotten).

Addy menjelaskan Kaliyuga sendiri berarti zaman kegelapan. Tanda-tanda Kaliyuga terlihat dari keadaan alam dan perilaku manusla.

"Kaliyuga adalah salah satu dari empat zaman yang dlpelajari dalam agama Hindu. Forgotten menangkap bahwa hari ini kita sudah ada di era Kaliyuga. Era ini adalah era yang segera menghantarkan kita ke kehancuran untuk kemudian kemball mengulang siklus zaman," kata Addy saat gelaran acara Pengadilan Musik yang digelar di Kantin Nasion Rumah The Panas Dalam, Jalan Ambon, Jumat (19/1) malam.

Apa yang Forgotten bahas berangkat dari apa yang dialami langsung oleh Addy Gembel. la menerjunkan dirinya hingga dalam lingkaran terkecil untuk dapat melihat seperti apa kenyataan yang sedang dihadapi, bagaimana rasanya, dan seberapa geram masyarakat yang dirugikan atas nama kepentingan penguasa. Semua hal yang ia tangkap kemudian diolah dalam lirik-lirik panas yang siap dilontarkan untuk para pemangku kepentingan.

Sementara itu perwakilan dari DCDC Kimung  mengatakan, bahwa Forgotten  dihadirkan menjadi terdakwa dalam acara Pengadilan Musik kali ini karena banyak penggemar yang telah menunggu karya terbaru mereka. Terlebih lagi Forgotten adalah satu band death metal senior di Bandung.

Menurut Kimung, setelah Forgotten melapas album terbaru mereka, langsunhgmendapat m respon positif dari para penggemar. Buktinya dalam dua minggu saja mereka berhasil menjual 1000 keping.

"Album Kaliyuga terjual dengan sangat cepat. Mereka memanfaarkan sebuah pola baru dalam distribusi musik. Sebagai band senior ini bukti konsistensi mereka," kata Kimung.

Kimung menyebut bahwa band yang dihadirkan di acara Pengadilan Musik ini tidak hanya band band beraliran metal, tetapi band genre lain pun turut dihadirkan.

"Kita lakukan kurasi yang lebih ketat per segmen. Kita terbuka ke ranah musik yang lain. Mungkin di kesempatan ini sharing saling berkomunikasi bisa sama sama bergerak. Khususnya saat ini kita sedang mencari band-band muda untuk kita hadirkan. Tapi kita hanya memilih band siap di panggung DCDC," ungkapnya

Dani, (30) salah seorang penonton mengaku senang bisa melihat idolanya. Terlebih lagi Forgotten telah lama tidak mengeluarkan album sejak 2011.

"Ya ini itung-itung mengobati kerinduan kami para penggemar kepada Forgotten. Pokoknya keren pisan," ucap warga Antapani ini.

Kredit

Bagikan