Cadas! Kolaborasi band death metal 'Jasad' dan dalang Bhatara Sena di atas panggung
Bandung.merdeka.com - Menyaksikan kolaborasi band metal dalam satu panggung merupakan hal yang biasa. Bagaimana jadinya jika band metal berkolaborasi dengan dalang wayang golek?
Hal itulah yang tersaji dalam acara 'Bhinneka Tunggal Ika – Liman Soka' yang digelar Djarum Coklat Dot Com (DCDC). Band Death metal asal Bandung Jasad tampil berkolaborasi dengan dalang wayang golek, Bhatara Sena yang merupakan anak dari maestro wayang golek Indonesia, Asep Sunandar Sunarya.
'Bhinneka Tunggal Ika' (BTI) sengaja diambil sebagai tema acara, yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu. Frasa ini mengacu pada makna tentang persatuan, di mana perbedaan yang ada bukan menjadi satu penghalang untuk kemajuan bangsa, melainkan menjadi sumber kekuatan dalam satu ruang semangat yang sama.
Bertempat di lapangan Yonif Raider 300/Brajawijaya, penampilan Jasad dan Bhatara Sena dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dibawakan oleh Man sang vokalis tanpa iringan musik. Setelah itu, musik intro yang mengalun menandai penampilan mereka. Sebuah kain panjang berwarna hitam bertuliskan 'Jasad' yang menutupi bagian depan panggung langsung terbuka dan langsung menghadap ke penonton yang telah bersiap untuk bermoshing ria.
Band yang digawangi oleh Mohamad Rohman alias Man (vokal), Yuli Darma (Bass), Ferly (gitar), Reduan Purba (Gitar) dan Oki Fadhlan (Drum) langsung membawakan lagu 'Re- Diamaton' sebagai lagu pertama. Musik dengan tempo cepat khas death metal seketika membuat para penonton moshing. Setelah itu dilanjutkan dengan lagu 'Precious Moment to Die', 'Rebirth of Jatisunda' dan 'Nagara Ragana Naraga'.
"Sampurasun," sapa Man sang vokalis dari atas panggung yang langsung dijawab dengan 'Rampes' oleh para penonton.
"Kumaja calegeur. Nu rek Pogo pogo , tapi ulah Bhineka tunggal teunggeul. Sakedeng deui aya Pilgub ulah rudet silih jagaan. Urang olahraga bari ngopi. Tetap jaga silaturahmi ulah parasea," ujar Man dalam bahasa Sunda.
Kini giliran Bhatara Sena menunjukan kebolehannya. Bhatara memainkan wayang di atas panggung. Bhatara membawakan cerita wayang sembari sesekali diiringi oleh musik Jasad.
Setelah itu, Jasas kembali menggeber lewat lagu mereka 'Cengkram Garuda', 'Kujang Rompang', 'Siliwangi', 'Liman Soka' secara berturut-turut. Kemudian diselingi kembali dengan cerita wayang yang dibawakan Bhatara Sena. Lagu 'Pesawat Tempur' milik Iwan Fals menjadi lagu penutup dalam penampulan tadi malam.
Man 'Jasad' mengatakan, bahwa lewat acara 'Bhineka Tunggal Ika-Liman Soka'
mengangkat konsep yang mengkombinasikan dua unsur, yaitu musik dan budaya. Acara ini membawa pesan kepada generasi muda untuk selaku menjaga persatuan.
Terlebih lagi Indonesia adalah negara dan bangsa yang berdiri di atas keberagaman, baik budaya, suku, agama, dan lain-lain. Segala bentuk keberagaman yang ada di tanah ini dipersatukan oleh semboyan 'Bhinneka Tunggal Ika'
"Tidak sekadar nama, gelaran ini mengadopsi semangat yang sama, menjunjung tinggi persatuan di atas perbedaan,"ujar Man kepada awak media.
Adapun 'Liman Soka' sendiri merupakan bentuk kekecewaan terhadap ilmu pengetahuan yang saat ini banyak disalagunakan. Man mencontohkan bahwa saat ini banyak orang pintar? berpendidikan justru banyak yang korupsi. Selain itu juga banyak orang pintar yang berilmu justru digunakan untuk membodohi orang lain.
"Jadi sekarang ini banyak orang pinter keblinger. 'Ngabobodo batur'. Dengan adanya Ilmu pengetajauan itu justru jadi berduka bukan kemaslahatan. Ahli bom nuklir digunakan buat perang. Kemudian banyak orang ribut di media sosial itu pasti ada aktor-aktornya,"ucap Man.
Man mengaku bangga bisa berkolaborasi dengan Bhatara Sena. Man mengaku bahwa ini merupakan kolaborasi pertama kali bandnya dengan seorang dalang dalam satu panggung
"Ini salah satu mimpi saya pengen tampil dengan beliau. Di balik kebesaran abah Asep Sunandar, ini (Sena) adalah aset untuk Indonesua," kata Man.
Untuk kolaborasi ini Man mengaku telah mempersiapkan sejak Desember tahun lalu. Dia sering bertemu dengan Bhatara Sena untuk merancang konsep penampilan dalam event BTI ini.
"Dari Desember kita ketemu sering pisan ketemu. Diskusi tentang tidak hanya pewayangan tetapi juga tentang kebangsaan. Intinya bahwa untuk pengembangan kesenian dan kebudayaan ini engga bisa parsial, tetapi harus kolaborasi semua pihak," ungkapnya.
Sementara itu, perwakilan dari Atap Promotions Gio menambahkan bahwa event BTI tahun ini kembali digelar setelah suksea digelar sejak tahun 2013. Pada tahun ini acara 'Bhinneka Tunggal Ika – Liman Soka' akan digelar di enam titik, yaitu Cianjur, Bandung Barat, Tasikmalaya, Sukabumi, Karawang, dan Subang.
"Untuk tahun ini kita gelar di enam titik. Dimana Subang menjadi kota terakhir pada 28 Januari nanti. Antuasieme penonton juga sangat besar, jumlahnya bisa tembus sampai ribuan penonton," katanya.
Di tempat yang sama, perwakilan dari DCDC Bonny Sari Tresno mengatakan, selain penampilan dari Jasad dan Bhatara Sena, ada berbagai aktivitas yang akan dilaksanakan dalam acara ini seperti talkshow, eksibisi foto, penjualan merchandise, dan photo booth di House of Jasad. Selain itu, juga dilaksanakan social investment oleh Jasad dengan memberikan dukungan untuk fasilitas musik di sejumlah studio.
Dalam vara ini lanjut Bonny pihak DCDC juga melibatkan teman-teman band lokal yang menjadi bagian dari kanal DCDC ShoutOut!. Kanal ini mewadahi potensi band-band dari seluruh Indonesia, juga sebagai sarana penyalur regenerasi.
"Nantinya, akan ada DCDC ShoutOut! Stage yang akan diisi oleh teman-teman DCDC ShoutOut! sesuai dengan kota yang disinggahi Jasad dalam gelaran ini. “Bhinneka Tunggal Ika – Liman Soka” terbuka untuk umum dan dapat dihadiri dengan melakukan booking passport di situs Djarum Coklat Dot Com (DCDC)." pungkasnya.