Dalam 2 tahun lulusan ITB yang berwirausaha meningkat 7 persen

user
Farah Fuadona 27 November 2017, 11:51 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Institut Teknologi Bandung (ITB) mendorong para mahasiswanya untuk berwirausaha setelah lulus. Jumlah lulusan yang memilih untuk berwirausaha mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir.

Kepala Career Center ITB, Bambang Setia Budi mengatakan bahwa setiap tahun ITB menghasilkan sekitar 3000an lulusan. Jumlah tersebut sebanyak 5,3 persen memilih menjadi pengusaha. Dalam dua tahun terakhir jumlah lulusan yang berwirausaha mengalami peningkatan sebesar tujuh persen.

"Dalam riset Tracer Study dua tahun terakhir ada tujuh persen tiap tahun dari jumlah tersebut memilih untuk menjadi seorang pengusaha. Angka ini relatif cukup besar," ujar Bambang kepada wartawan di sela acara 'ITB Student Entrepreneur Festival 2017' yang digelar di Aula Timur Kampus ITB, Jalan Ganesha.

Menurut dia, para lulusan yang berwirausaha sesuai dengan bidang ilmunya mencapai 4 persen. Lulusan yang berwirausaha lanjut Bambang tak hanya didominasi oleh Sekolah Biisnis Manajemen (SBM) yang memang dikhususkan untuk mencetak para pengusaha.

"Jadi rata hampir semua fakultas banyak juga yang berwirausaha. Seperti dari jurusan seni rupa itu banyak berwirausaha misalnya untuk tekstil, kriya, interior. Malah lebih banyak dari SBM yang lulusannya jadi pengusaha," katanya.

Bambang menyebut, di Career Canter pihaknya memang memfasilitasi mahasiwa yang ingin berwirausaha. Sehingga mereka dilatih berwirausaha sejak dari mahasiswa, mulai dari mengembangkan ide bisnis hingga permodalan.

“Menjadi pekerja maupun berwirausaha, keduanya merupakan sebuah lingkup karir masa depan mereka setelah lulus. Untuk itu, kami membantu, melayani, dan memfasilitasi agar mahasiswa maupun yang baru lulus dari ITB, bisa menjalani pilihan mereka bekerja secara profesional di bidangnya masing-masing atau berwirausaha yang bisa dilatih sejak mahasiswa,” kata Bambang.

Menurut Bambang, berwirausaha di kalangan generasi muda menjadi sebuah pilihan yang bagus. Pasalnya, Indonesia memiliki fenomena yang umum dimana jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia jauh lebih kecil, jika dibandingkan dengan jumlah pelamar pekerjaan. Hal ini tidak terjadi di negara-negara lain.

Untuk itu, pihaknya menilai bahwa menjadi wirausahawan dinilai sangat penting dalam menekan angka pengangguran. Bambang meyakini mereka yang berpendidikan akan mendapatkan peluang lebih sukses dalam berwirausaha, ketimbang mereka yang tidak memiliki pendidikan sama sekali.

Untuk mendukung kenaikan angka jumlah lulusan yang berwirausaha, pihaknya pun terus mengoptimalkan pengguliran program pemberian hibah pada para start up ini dan scale up. Sejak 2010 ada sekitar 500 judul lebih proposal wirausaha yang didampingi. Jumlah tersebut semakin banyak tatkala dalam satu judul proposal usaha mahasiswa, terdapat lebih dari satu produk usaha saat usaha sudah dijalankan.

“Sejak 2010, kami memiliki Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) bekerjasama dengan Kemenristek Dikti, dalam pemberian hibah, workshop, dan training bagi mahasiswa yang memiliki minat berwirausaha. Lalu setelah 2016 hingga kini, kami membuat program tersendiri hibah internal untuk kegiatan itu dan menjalankan program terbaru Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia (KBMI) dari kemenristek DIKTI. Jadi kita ingin membentuk environment (wirausaha) sejak mahasiswa. Makanya bisa dimengerti lulusan yang berwirausaha lebih banyak selepas mereka lulus kuliah," ujar Bambang.

Kredit

Bagikan