Superfine resmi luncurkan album Rabbit Hole di Kota Bandung

user
Mohammad Taufik 01 Oktober 2017, 10:45 WIB
untitled

Bandung.merdeka.com - Setelah merilis single terbaru berdurasi lebih dari 14 menit, secara cuma-cuma berjudul “Sound of Wild", akhirnya Superfine resmi merilis album mini yang memayungi single tersebut.

Dari siaran berita yang diterima Merdeka Bandung, bertajuk Rabbit Hole, album yang dirilis oleh label rekaman Bhang Records milik pentolan The Sigit, Rektivianto Yoewono tersebut bisa didapatkan dalam format kaset pita, serta dalam format digital seperti iTunes, Spotify, serta platform digital lainnya, terhitung 30 September 2017.

Menariknya, diluar format yang telah disebutkan diatas, album mini ini juga tersedia dalam format aplikasi Music Art Station (MAS), yang mana merupakan salah satu solusi bagi pendengar atau pembeli yang tidak memiliki alat pemutar kaset pita sebagaimana rilisan fisik yang ditawarkan namun tetap ingin memilikinya.

Jelasnya, lewat aplikasi MAS, musiknya akan tetap bisa dinikmati tanpa perlu repot memikirkan medium putar, namun dengan bonus dapat merasakan sensasi baru dalam memainkan lagu melalui gadget (khusus android) yang ada tanpa harus meninggalkan produk fisik.

Teknologi ini sendiri, secara teknis merupakan gabungan dari dunia nyata dan digital Augmented Reality, yang mana proses pemakaiannya sendiri dilakukan dengan cara scanning cover.

Untuk terobosan mutakhir ini, Superfine turut berkolaborasi dengan Blowspace, salah satu start-up yang bergerak dibidang digital creative dan IT developer asal Bandung, serta 3D Artistbernama Reza Medika Wicaksono dan Agus Cahyono, asal Semarang.

Adapun, secara menyeluruh, untuk konten album mini, grup musik asal Bandung yang diperkuat oleh Nancy Christ (vokal), Tiar Renas (gitar), dan Ghushni Ibrahim (gitar) ini, lewat rilisan terbarunya hendak menawarkan sebuah gagasan terkini bagi ragam unsur musikal baru dari band yang terbentuk pada 2009 silam tersebut.

Dengan begitu, mudahnya, Rabbit Holemerupakan cara untuk membawa/melihat kontradiksi-kontradiksi yang selama ini tersembunyi di balik konsep Superfine ke arah yang kian berkembang, baik secara musik maupun lirik.

Album mini Rabbit Hole sendiri didalamnya berisikan dua lagu yang saling berkaitan satu sama lain, di sisi A memuat lagu 'Sound of Wild', dan untuk sisi B, memuat lagu berjudul sama dengan tajuk album mini, yakni 'Rabbit Hole'.

"Album mini Rabbit Hole, adalah gerbang pembuka bagi cerita yang akan dibangun oleh SUPERFINE nantinya. Lagu-lagu didalamnya menyerupai prolog, atau suguhan pengantar menjelang cerita utuh yang hendak ditawarkan dalam format album penuh. Album mini Rabbit Hole adalah kesatuan pengikat untuk track demi trackselanjutnya," kata Ghushni.

Sementara menyoal tata letak keterkaitan antar kedua hal tersebut (Sound of Wilddan Rabbit Hole) ada pada unsur kegelapan dan kejatuhan dalam jurang depresi, maksudnya keduanya adalah proses yang harus dilewati di dalam kehidupan dalam kerangka pembentukan keabsahan manusia, manusia yang utuh, manusia yang manusia.

"Apakah depresi dulu, atau eksplorasi kegelapan dulu, tidak ada urutan pasti, tergantung pada setiap manusianya sendiri, tidak ada kepastian yang mana yang terlebih dahulu. Yang jelas dua hal tersebut pasti terjadi, mungkin bisa dipura-purakan, tapi tidak bisa dielakkan," ucap Nancy.

Alhasil secara definitif album mini ini, didalamnya menceritakan untuk lagu 'Sound of Wild' merupakan tafsir tentang sebuah representasi tentang eksplorasi kegelapan. Keresahan yang muncul pada saat proses penulisannya adalah rasa keingintahuan manusia terhadap sisi lain dalam dirinya, sisi lain selain yang di dogmakan sebagai kebenaran.

Sedang lagu berjudul 'Rabbit Hole', merupakan sebuah ekspresi depresi, yang mana dalam hal ini merupakan titik terendah dalam kehidupan manusia yang sering disalah mengerti dan tidak dianggap serius. Keresahannya berupa skeptisisme manusia terhadap konsep kebahagiaan.

Kredit

Bagikan