Dapat akreditasi A, Tel-U tingkatkan kualitas pendidikan
Bandung.merdeka.com - Mendapat kepercayaan dengan disematkannya akreditasi A pada akhir tahun lalu bagi Telkom University (Tel-U), kampus yang berada di Jalan Telekomunikasi, Dayeuh Kolot, itu bertekad untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan bagi para mahasiswa.
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) memberikan akreditasi A kepada Tel-U melalui Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dalam keputusan Nomor 3125/SK/BAN-PT/Akred/PT/XII/ 2016.
Ketua Yayasan Pendidikan Telkom (YPT) Dwi Sasongko Purnomo mengatakan, akreditasi A yang diraih Tel-U tersebut adalah pencapaian yang luar biasa karena baru 48 dari total 4.445 perguruan tinggi di Indonesia yang meraihnya. Terlebih di hari yang sama, Kemristekdikti juga mengangkat salah satu dosen Teknik Informatika, Adiwijaya, sebagai Guru Besar.
"Telkom hadir untuk negeri melalui YPT, sedari awal sangat konsen melalui dunia pendidikan. Kita selalu berusaha menjadi yang terbaik dalam memberikan pendidikan yang bertujuan untuk mengangkat harkat martabat nusa dan bangsa ini," ujar Dwi, Rabu (18/1).
Dengan mendapatkannya akreditasi tersebut, pihaknya bertekad Tel-U ke depannya mampu lebih bersaing lagi, baik itu di tingkat nasional maupun Internasional. Pihaknya juga mengapresiasi dan berterima kasih kepada Kemristekdikti dan BAN-PT yang telah melakukan proses akreditasi dari awal hingga selesai.
Adapun yang dipantau antara lain kualitas pendidikan, fasilitas, keuangan, mahasiswa, kualitas lulusan, kompetensi, sumber daya manusia, dan seterusnya. Secara keseluruhan dipantau fundamen pendidikan tinggi yakni sarana prasarana, mahasiswa, dan dosen.
"Dengan tercapainya predikat A tersebut, pihak yayasan akan terus mengembangkan dunia pendidikan di seluruh Indonesia. Sebab selain TelU, pihaknya memiliki 54 sekolah sekolah yang berada dalam naungan yayasan tersebut dan ditargetkan terus meningkat dari sisi kualitas pendidikannya," katanya.
Sementara itu, kata Dwi, bakti terbaik bagi negeri dari Telkom di jalur pendidikan ini sudah sesuai dengan mandatori pemerintah melalui Peraturan Menteri Negara BUMN No 05/MBU/2007 Pasal 1 ayat (7) menyebutkan, Program Bina Lingkungan adalah program memberdayakan kondisi sosial masyarakat oleh BUMN melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN.
Hal ini juga sejalan pasal 74 UU No 40/2007 tentang Perseroan Terbatas, bahwa Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
"Kami melaksanakan dua kewajiban tersebut melalui YPT jauh sebelum konsep tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) populer belakangan ini. Sebab elemen Telkom sudah mendirikan taman kanak-kanak di Kota dan Kabupaten Bandung sejak tahun 1977 lalu dan disempurnakan kehadiran YPT per 23 Mei 1990 lalu atau sejak 26 tahun silam," ujarnya.
Terutama di sektor pendidikan dan derivatifnya, telah lahir aneka bentuk jawab sosial perusahaan. Bukan sekedar dilaksanakan, namun dikerjakan sepenuh hati agar hasilnya memang terbaik.
Hingga tahun lalu, sedikitnya ada 10 ribu siswa pada 31 TK dan playgroup, 1 SD, 1 SMP, 3 SMK pariwisata, dan 7 SMK Telkom di bawah YPT. Di Tel-U sendiri, ada 23 ribu mahasiswa eksisting dengan 30 ribu alumni.
Angka sebesar ini didapatkan dengan sebaran tak kalah hebat. Sebab ada 32 kota di Indonesia yang terbentang dari barat (Pematang Siantar, Sumut) hingga paling timur (Jayapura, Papua) yang menjadi lokasi sekolah dasar hingga atas tersebut.