Gaet pekerja muda, kultur kerja perusahaan TIK lebih modern
Bandung.merdeka.com - Dewasa ini kawula muda semakin menggeliat dan memiliki peran aktif dalam sebuah perusahaan. Begitu juga dengan perusahaan Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Kehadiran para kawula muda akan merubah kultur kerja yang ke arah lebih modern.
Diserapnya tenaga kerja muda, diyakini mampu memberikan angin segar pada sebuah perusahaan. Banyak ide-ide kreatif yang muncul dari generasi muda yang aktif, menyenangkan dan memunculkan energi kreatif.
Chief Human Capital Officer (CHCO) PT Telkom Herdy Rosadi Harman mengatakan, bila menilik tren global industri telematika kini menunjukkan perubahan signifikan. Hal tersebut bisa dilihat dari rerata usia di industri telematika terkemuka. Seperti di Facebook rerata 28 tahun, AOL (27 tahun), Amazon (31), eBay (32), IBM (38), dan Hewlett Packard (39).
"Bukan hanya soal usia, generasi muda dalam bekerja juga memiliki motivasi yang luar biasa. Mereka bekerja karena tertarik dengan lingkungan kerja, iklim kreativitas, training developement hingga jenjang karir yang menarik," ujar Herdy kepada Merdeka Bandung, Jumat (9/12).
"Di sisi lain kompetisi industri telematika juga ketat. Mayoritas sedang transformasi dari telecomunication company menjadi digital telecomunication company, operator seluler menjadi industri digital," katanya dalam Talkshow and Scout Talent di Gedung Rektorat Universitas Airlangga (Unair), Kamis (8/12).
Perubahan-perubahan tersebut mendorong pola lama perusahaan TIK menjadi kurang relevan jika diterapkan. Budaya kerja baru yang bertumpu pada iklim kreativitas dengan target kinerja terbaik, menjadi cara baru yang harus diterapkan.
Herdy mengatakan, sekalipun caranya baru tapi harus tetap bertumpu sejumlah filosofi inti. Antara lain berpijak pada esensi dan kebermanfaatan sebuah program kerja, efektivitas dan efisiensi, pola pikir disruptif, serta aktivitas budaya perusahaan.
"Esensi harus diarahkan pada seberapa manfaatnya pada implementasi bisnis yang dilakukan perusahaan TIK. Jadi, bukan sekedar ada karena ujungnya sekedar capek. Kami contohkan ada Telkom Corporate University, ini kawah candradimuka kami. Tapi keluarannya harus ada rekomendasi-rekomendasi bisnis buat bisnis operasional Telkom. Dan keluaran ini harus berbentuk keren namun berkelanjutan," katanya.