RSKIA Bandung akan direvitalisasi tahun depan

Oleh Muhammad Hasits pada 07 Oktober 2016, 07:49 WIB

Bandung.merdeka.com - Rumah Sakit Khusus Ibu dan Anak (RSKIA) Kota Bandung yang kini terletak di Jalan Astana Anyar No. 244 direncanakan akan direvitalisasi. Rencananya pembangunan fisik akan mulai berjalan tahun 2017 mendatang di lahan yang baru di kawasan Kopo.

Hal itu diungkapkan Dirut RSKIA Kota Bandung, Taat Tagore D. Rangkuti dalam acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Kamis (6/10). "Saat ini bangunan baru masih dalam tahap rancang bangun/Detail Engineering Design (DED). Mudah-mudahan akhir Desember rancang bangun selesai, sehingga Insya Allah tahun depan kita masuk ke dalam tahap pembangunan fisik," ujar Taat.

Dia menuturkan, rumah sakit khusus saat ini berkapasitas 64 tempat tidur tersebut akan pindah ke Jalan Kopo, tepat di samping pintu keluar Terminal Leuwi Panjang. Direncanakan, rumah sakit yang baru akan berkapasitas 300-400 tempat tidur.

Menurut Taat, Rumah sakit tersebut nantinya akan berdiri di tanah seluas 7500m2. Luas lahan dipastikan jauh lebih luas dari lokasi yang sekarang, yakni hanya 1200m2. Selain itu, luas bangunan akan ditingkatkan menjadi 40.000m2.

"Rencananya akan dibangun 2 basement dan ke atasnya hingga 12 lantai," katanya.

Di lokasi yang baru, rumah sakit tersebut akan memiliki fasilitas untuk berbagai segmen, mulai dari pasien kelas 3 hingga pasien VIP. Sedangkan saat ini, RSKIA Kota Bandung hanya bisa menerima kelas 3 dan kelas 2 saja, dengan komposisi 60 tempat tidur untuk kelas 3 dan 4 tempat tidur untuk kelas 2.

"Ke depannya mungkin 300 akan kita bagi. Pembagiannya mulai dari kelas 3, 2, 1, sampai VIP. Sedang kita rancang, dengan asumsi 75% utk kelas 2 dan 3, sisanya kelas 1 dan VIP," jelasnya.

Sementara itu, Taat mengungkapkan saat ini ia belum akan menambah fasilitas baru di rumah sakit yang lama. Hal ini karena kepadatan ruangan sudah hampir mencapai 100% sehingga kurang memungkinkan untuk penambahan fasilitas.

"Kami sudah muter-muter, rasanya rumah sakit yang lama sudah enggak bisa ditambah lagi. Kalau ditambah takutnya pemborosan, karena kami kan mau pindah," ungkapnya.

Dia menambahkan, saat ini, RSKIA Kota Bandung melayani kurang lebih 100 pasien rawat jalan setiap hari dengan komposisi 60% pasien BPJS dan 40% pasien umum. Sedangkan untuk rawat inap, 80% merupakan pasien BPJS dan 20% pasien umum kelas 2 dan 3.