RSHS Bandung teliti pengobatan kanker menggunakan virus
Ilustrasi rumah sakit
Bandung.merdeka.com - Penyakit dan ilmu medis terus berpacu untuk saling mengalahkan. Demikian pula yang terjadi dalam pengobatan tumor ganas alias kanker. Baru-baru ini dunia kedokteran sedang fokus pada model terapi kanker menggunakan virus.
Kepala Departemen Bedah Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dimyati Achmad, mengatakan dalam jurnal ilmu kedokteran banyak sekali penelitian menggunakan virus untuk melawan berbagai jenis kanker.
"Penelitian untuk kanker biasanya virusnya macam-macam. Untuk kanker A pakai virus A, kanker B pakai virus B dan lain-lain," kata Dimyati Achmad, saat berbincang dengan Merdeka Bandung di RSHS baru-baru ini.
Virus yang dipakai dalam penelitian mengalami rekayasa genetika untuk menjadi strain baru yang bisa memperbaiki mutasi genetik. Kanker sendiri muncul disebabkan terjadinya mutasi gen atau DNA.
Dengan terapi virus, ditergetkan DNA bisa disusun ulang sehingga pembentukannya menjadi normal. "Jadi terapinya dengan memboncengkan virus untuk menyusun pembentukan DNA agar normal," ujarnya.
Penelitian terapi kanker dengan menggunakan virus mengambil model terapi yang sudah ada sebelumnya, yakni imunoterapi atau terapi imun. Dalam terapi ini sistem pertahanan tubuh manusia diperkuat untuk melawan sel-sel kanker.
"Atas dasar tata laksana imunoterapi para peneliti mulai mengembangkan teknik-teknik pengobatan lain, termasuk penelitian yang menggunakan strain rekayasa genetika virus, pengobatan dengan memperbaiki mutasi gennya," terang dia.
Salah satu penelitian pengobatan kanker yang kini dikembangkan dunia kedokteran di luar negeri adalah penelitian dengan virus herpes. Penelitian ini menggunakan virus herpes sebagai pembonceng untuk melawan sel kanker kulit paling ganas, yakni melanoma maligna.
Sebelumnya virus herpes mengalami rekayasa, kemudian dimasukkan ke dalam sel kanker kulit tersebut untuk memperbaiki mutasi gen. "Istilahnya si virus herpesnya disekolahkan dulu. Kalau asal herpes malah jadi penyakit herpes nantinya. Jadi virusnya direkayasa, sesudah itu baru dimasukkan lagi," katanya.
Meski demikian, terapi virus tetap membutuhkan model terapi lain agar pengobatan kanker efektif. Terapi menggunakan virus akan melengkapi terapi kanker yang sudah ada.
"Misalnya pengangkatan kanker yang miliaran selnya tetap dilakukan dengan operasi. Setelah itu, sel-sel kanker yang tercecer dibasmi dengan terapi virus, imunoterapi dan lain-lain," ujarnya.
Tag Terkait
Bumame Farmasi Hadir di Bandung dengan Menyediakan Layanan Tes Covid-19
Waspada, Awal Tahun 2019 Ada 48 Kasus DBD di Kota Bandung
Program Layad Rawat raih penghargaan Indo HCF Innovation Award
Karyawan PDAM Tirtawening Kota Bandung ikuti kegiatan vaksin dari Bio Farma
PT Meprofarm gelar pengobatan gratis di Kabupaten Garut
Pemkot Bandung akan gelar imunisasi difteri serentak mulai Februari
Hari ini KAI buka layanan kesehatan gratis Rail Clinic, silakan datang!
Menkes fokus selesaikan KLB Difteri di seluruh Indonesia
BPJS Kesehatan pastikan validitas data lewat KTP elektronik
Jadi peserta JKN-KIS sekarang bisa daftar via online