RSHS sukses operasi pemisahan bayi kembar siam asal Ciamis

Oleh Muhammad Hasits pada 27 September 2016, 18:15 WIB

Bandung.merdeka.com - Tim dokter Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung berhasil melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam Gina 1 dan Gina 2 asal Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Operasi pemisahan bayi dempet di dada dan perut ini memakan waktu 1,5 jam.

“Kami sudah melakukan operasi pemisahan Gina 1 dan Gina 2 dalam operasi selama satu jam 30 menit,” kata Direktur Utama RSHS Bandung, dr Ayi Djembarsari MARS dalam jumpa pers di RSHS Bandung, Selasa (27/9).

Operasi pemisahan ini melibatkan 70 dokter terdiri dari berbagai bidang spesialis dan subspesilis, yakni dokter spesialis anak, bedah anak, dokter spesialis bius (anastesi), dokter spesialis bedah plastik, bedah tulang, dan lain-lain.

Namun setelah menjalani operasi tersebut, Gina 1 masih harus menjalani operasi jantung. “Karena ada kelainan jantung, jadi masih di ruang operasi,” kata Ayi.


Sementara bayi Gina 2 sudah menjalani penutupan bagian tubuh yang terbuka akibat operasi pemisahan itu. Gina 2 kemudian mendapat perawatan di ruangan khusus.

Bayi kembar siam Gina 1 dan Gina 2 merupakan anak dari pasangan suami istri Syarif (24) dan Gina (19). Gina melahirkan bayi kembarnya di RSUD Ciamis 4 Juli 2016.

Syarif, orangtua Gina 1 dan Gina 2, mengaku tegang selama proses operasi pemisahan. “Tegang dan cemas juga,” ujarnya.

Namun setelah operasi pemisahan berhasil, ia bisa sedikit lega. Ia berterima kasih kepada pihak RSHS yang telah membantu operasi pemisahan buah hatinya.
“Mungkin ini bayi kembar siam pertama di Ciamis. Mudah-mudahan tidak ada lagi bayi kembar siam di Ciamis,” ujarnya.

Bayi kembar siam diberi nama Gisya dan Gesya

Ketegangan masih terlihat di wajah kedua orangtua bayi kembar siam asal Ciamis, Jawa Barat. Keduanya hadir dalam konferensi pers tentang operasi pemisahan bayi kembar siam di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Selasa (27/9).

Operasi pemisahan yang memakan waktu 1,5 jam itu berjalan lancar, meski bukan berarti sudah melewati masa kritis. Syarif menyampaikan rasa terima kasihnya kepada RSHS yang berhasil memisahkan anak kembarnya yang dempet di bagian dada dan perut.  Â

Dalam kesempatan itu ia juga menyampaikan dua bayi perempuannya itu sudah memiliki nama. Sebelumnya, sejak dilahirkan 4 Juli 2016, lalu kedua bayi itu masih menyandang nama ibunya, yakni Gina 1 dan Gina 2.

“Namanya Gisya Bizanty Ramadani (Gina 1) dan Gesya Ummaya Ramadani (Gina 2),” kata Syarif.

Baik Syarif maupun Gina, mengaku tegang selama menjalani operasi pemisahan buah hatinya. Mereka berharap kedua anak kembarnya itu bisa melewati masa kritis dan tumbuh menjadi anak yang sempurna.

Direktur Utama RSHS Bandung, dr Ayi Djembarsari MARS, menyebut Gisya Bizanty Ramadani dan  dan Gesya Ummaya Ramadani adalah bayi-bayi istimewa karena mendapat penanganan yang istimewa pula.

“Kepada orangtua Gina dan Syarif kami sangat berpesan bahwa bayi ini sangat istimewa yang perlu perlakuan istimewa,” katanya.

Setelah menjalani operasi pemisahan, kedua bayi harus mendapatkan nutrisi yang baik, kontrol kesehatan tepat waktu.

Ia berjanji pihaknya akan terus melakukan penanganan terhadap Gisya Bizanty Ramadani dan Gesya Ummaya Ramadani. “Insya Allah kami akan tetap mengawal,” katanya.