Ibu-ibu di Bandung diajarkan cara penanggulangan dini kebakaran

Oleh Muhammad Hasits pada 24 April 2016, 19:49 WIB

Bandung.merdeka.com - Puluhan ibu-ibu yang bermukim di wilayah RT 06/RW10, Sindang Sari, Kelurahan Antapani Wetan, Kecamatan Antapani begitu serius menyimak paparan dari salah seorang petugas Dinas Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran (DPPK) Kota Bandung. Rupanya petugas dari DPPK sedang memberikan penyuluhan terkait penanggulangan kebakaran melalui sebuah simulasi sederhana.

Sebuah drum berisi bensin diletakan di tengah-tengah lahan kosong. Salah seorang petugas dari DPPK kemudian menyalakan satu batang korek api dan membuat kobaran api di sekeliling drum yang telah diisi bensin. Suasana seketika panik sebab kobaran api yang tadinya kecil menjadi membesar.

Petugas DPPK kemudian, berusaha memadamkan api dengan menyiramkan air. Namun rupanya upaya itu tidak berhasil. Api nyatanya malah semakin membesar.

Petugas kemudian memadamkan api dengan menggunakan APAR (Alat Pemadam Api Ringan). Tak kurang dalam hitungan detik, petugas dari DPPK dengan cepat memadamkan api. Gemuruh tepuk tangan dari ibu-ibu seketika menyeruak ketika petugas berhasil memadamkan api.

Kasi Penyuluhan dan Pembinaan DPPK Kota Bandung Wawan Sungkawa mengatakan acara tersebut merupakan bagian dari simulasi penanggulangan kebakaran yang dilakukan oleh DPPK. Program ini dilakukan sebagai penyuluhan dan pembinaan kepada warga terkait penanggulangan kebakaran. Dalam acara tersebut juga diajarkan kepada masyarakat mengenai bagaimana cara memadamkan api, baik dengan APAR maupun dengan cara sederhana yakni dengan kain yang dibasahi air.

"Program pelatihan pencegahan itu penting, dan kebetulan di DPPK melalui seksi penyuluhan dan penbinaan ada program kepada masyarakat dan ini dimanfaatkan oleh Pesantren Muslimin," ujar Wawan.

Menurut Wawan dengan adanya pelatihan ini, pihaknya juga ingin membangun pola pikir mayarakat bahwa mencegah kebakaran itu lebih penting daripada menanggulangi. Sebab selama ini masyarakat beranggapan kalau memanggil pemadam kebakaran itu baru dilakukan setelah terjadi kebakaran.

"Nyatanya setiap kalau dipanggil menurut pandangan masyarakat terlambat. Padahal sebetulnya di dunia manapun pemadam selalu terlambat karena baru dipanggilnya ketika api sudah membesar. Maka dengan adanya partisipasi masyarakat, mereka dapat mengetahui cara menanggulangi kebakaran," katanya.

Menurut Wawan dalam pelatihan tersebut juga disampaikan mengenai
teori dasar bagaimana terjadinya apa dan juga bagaimana pencegahannya kebakaran secara dini.

Wawan mengungkapkan, pada tahun ini ada 30 tempat yang menjadi sasaran pelatihan penanggulangan kebakaran. Lokasi diprioritaskan untuk kawasan padat penduduk.

"Sebagaian sudah dilaksanakan, karena ini program tahunan. Diutamakan pemukiman padat penduduk. Seperti tamansari, kiaracondong," ungkapnya.

Dia berharap dengan adanya pelatihan ini dapat membangun kesadaran masyarakat agar mereka mau belajar terkait langkah yang harus diambil ketika terjadi kebakaran.

"Bahwa mindset masyatakat terbangun tumbuh kesadaran bahwa mereka mau belajar. Panggulangan api itu sederhana jika tau ilmunya. Jadi bukan hanya berteriak dan minta tolong tapi mereka memadamkan. Itu yang diharapkan,"pungkasnya.

Tag Terkait