Pagarsih banjir, Pjs Wali Kota Bandung akan perpanjang pembangunan tol air

Oleh Endang Saputra pada 27 Februari 2018, 18:22 WIB

Bandung.merdeka.com - Hujan deras yang melanda wilayah kota Bandung pada Kamis (22/2) pekan lalu membuat wilayah Pagarsih kembali dilanda banjir. Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Bandung menyebut jika banjir kembali terjadi karena tingginya debit air

Penjabat sementara (Pjs) Wali Kota Bandung Muhamad Solihin mengatakan, pada tahun ini pihaknya akan melakukan evaluasi terkait keberadaan tol air. Jika dinilai kurang efektif, pihaknya akan melanjutkan pembangunan tol air tahap kedua.

Diketahui tol air direncanakan akan dibangun oleh DPU yakni sepanjang 260 meter. Untuk tahap pertama, pembangunan tol air yang sudah terealisasi sepanjang 140 meter dengan anggaran Rp 11 miliar.

"Tahun ini kan kita evaluasi apakah efektif enggak pembangunan tol air atau masih kurang efektif. Kalau masih kurang efektif kita anggarkan tahun depan. Jadi jangan sampai kita ngabangun terlalu panjang tetapi tidak efektif. Lebih baik kita lihat dulu efektif enggak tol air, kalau misalkan kurang 2019 kita lanjutkan," ujar Solihin kepasa wartawan di Pendopo Kota Bandung, Selasa (27/2).

Solihin menyebut bahwa keberadaan tol air yang dibangun dibawah pemerintahan Ridwan Kamil-Oded sudah sangat baik sebagai solusi penanganan banjir. Namun panjang tol air dinilai masih kurang.

"Kita akan laksanakan pada tahap kedua," kata dia.

Solihin juga mengingatkan kepada warga Bandung untuk tidak membuang limbah ke sungai. Untuk itu edukasi ke masyarakat harus terus dilakukan.

"Jangan sampai warga kota ini membuang limbah ke sungai. Itu yang harus terus diedukasi terus menerus. Dan alhamdulillah kita dibantu oleh aparat TNI dan Polisi dalam pelaksanaannya," ucapnya.

Selain itu, Solihin pun menyoroti, alih fungsi lahan di daerah hulu yang menjadi lahan pertanian. Hal ini turut berkontribusi terkait persoalan banjir yang masih melanda wilayah Bandung. Daerah yang seharusnya menjadi tangkapan hujan, namun lantaran telah berubah fungsi air menjadi dialirkan dengan cepat ke hilir.

"Kan Saya ke situ Cisanti acaranya presiden, itu daerah punten ya Saya bukan mengkoreksi wilayah lain tetapi karena Saya di provinsi Jawa Barat. Jadi di daerah pegunungan itu sekarang dipakai untuk pertanian. Bisa dibayangkan yang seharusnya air dari curah hujan itu tertahan di pohon besar ini langsung turun ke bawah. Ujung-ujungnya turun dari hulu ke hilir. Tidak terhindarkan yang paling bawah itu kota Bandung. Pasti debit air yang misalkan hanya sekian bertambah berpuluh-puluh kali lipat karena tahanan air disana sudah berkurang, belum lagi ke bawah," katanya.

Tag Terkait