Ke Jerman, Indigo.id jadi jembatan start up nasional dan internasional
Bandung.merdeka.com - Dipercaya mendapat kesempatan menjadi satu-satunya inkubator rintisan usaha digital atau lebih dikenal dengan start up pada sebuah acara bisnis digital terbesar di Eropa, CEBIT, Hannover, Jerman, Indigo.id berharap bisa menjadi jembatan start up Indonesia di kancah internasional.
Pada hajatan akbar yang dilangsungkan 20 hingga 24 Maret 2017 mendatang itu, Indigo.id hadir sebagai eksibitor di booth paviliun Indonesia. Paviliun Indonesia dengan tema Archipelageek merupakan booth yang disediakan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Managing Director Indigo.id, Ery Punta Hendraswara, menjelaskan CEBIT pada tahun ini mengusung tema 'Digital Business, DiConomy'. Kegiatan ini diikuti lebih dari 3000 eksibitor serta pembicara global mulai dari Edward Snowden sampai dengan Robot Pintar Pepper.
Diproyeksikan pengunjung akan datang dari sekitar 100 negara seluruh dunia pada pameran yang hadir sejak 1970 ini. Itulah mengapa kehadiran Indigo.id sangat penting di event ini karena sesuai dengan temanya.
"Indigo.id mulai buka booth kami ke umum sejak hari ini (Senin, 20 Maret, red), selain akan mengisi panel global conferences. Kami dengan senang hati mengundang diaspora, mahasiswa dan professional ke lokasi booth kami Hall 06/F08 di Cebit Hannover," ujar Ery kepada Merdeka Bandung, Kamis (23/3).
Ery menjabarkan, sebagai satu-satunya inkubator Indonesia di ajang tersebut, pihaknya akan berusaha membangun konektivitas global. Baik untuk jembatan start up Indonesia ke kancah pasar global, maupun membangun jejaring mentoring dan kerja sama dengan inkubator lainnya.
Indigo.id, sambung Ery, akan bekerja keras mengenalkan programnya ke pasar global selama ikut pameran lima hari melalui pemaparan dan sosialisasi sejumlah portfolio binaannya selama ini ke hadapan dunia.
"Kami juga akan menjadi pembicara dalam Indonesian Business Networking, di sana akan kami presentasikan program dan karya-karya binaan kita," ujarnya.
Menurut Ery, sejauh ini, semua binaannya memiliki respon baik dan berpeluang masuk kancah global. Tidak ada istilah layanan perspektif global menjadi lebih berpeluang dibandingkan yang mengusung konten lokal.
"Semuanya berpeluang. Contohya kita cerita Angon.id (start up investasi ternak,red), justru investor asing malah tertarik. Para pengunjung memiliki macam-macam view, sehingga kami akan ceritakan semua binaan kami," ujarnya.
Relasi global ini terus dijalin Indigo.id guna memberikan kemudahan startup binaan menembus pasar lebih luas. Sebelum CEBIT 2017, upaya serupa dilakukan antara lain dengan menjalin aliensi strategis internal dengan PT Telekomunikasi Indonesia Internasional (Telin) untuk disosialisasikan di empat benua di dunia.
Juga, sebelumnya dilakukan Indigo.id dengan inkubator sejenis asal Malaysia, MAGIC (Malaysia Global Innovation and Creative Center), pada 30 November 2016 lalu.