Masih banyak daerah di Jabar yang belum teraliri listrik
Bandung.merdeka.com - Meski tingkat rasio elektrifikasi Provinsi Jawa Barat salah satu yang tertinggi di Indonesia, masih banyak warga di beberapa daerah di provinsi ini yang belum teraliri listrik. Hingga bulan Desember tahun 2016 rasio elektrifikasi di Jawa Barat tercatat sudah mencapai 96,8 %, masih ada sekitar 3,2% lagi dari jumlah seluruh rumah tangga saat ini masih belum menikmati akses listrik.
Saat ini PLN bekerjasama dengan pemerintah bahu membahu untuk mewujudkan target Jabar Caang tahun 2018. Pada 2016 realisasi Program Listrik Pedesaan di PLN Distribusi Jawa Barat mencapai 243 desa/perkampungan, dengan 116 buah gardu serta total daya tersambung mencapai 7.700 kVA.
Sementara itu panjang jaringan tegangan menengah (JTM) yang berhasil dibangun sepanjang 87,69 kms dan panjang jaringan tegangan rendah sepanjang 375,94 kms. Total anggaran yang terserap untuk membangun gardu dan jaringan listrik dalam Program Listrik Pedesaan Tahun 2016 mencapai Rp 70,9 miliar.
Adapun wilayah Kabupaten/Kota yang menjadi prioritas PLN dalam mencapai Jabar Caang ini antara lain Pangandaran, Tasikmalaya, Garut, Indramayu, Cianjur, Majalengka, Sukabumi serta sebagian kecil wilayah di Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Barat.
Untuk daerah dengan rasio elektrifikasi terendah antara lain Pangandaran, Garut dan Tasikmalaya. Di wilayah Garut sendiri pada tahun 2016 tercatat 28 desa dari 16 kecamatan berhasil dialiri listrik dengan penambahan konsumen sebesar 1.482 pelanggan.
Pada 2017, PLN distribusi Jawa Barat berencana menambah akses listrik untuk 1.815 desa/kampung. Rencana ini diperkuat dengan akan dibangunnya 319 buah gardu, 282,78 kms jaringan tegangan menengah, serta 600 kms jaringan tegangan rendah.
Jumlah pembangunan infrastruktur kelistrikan serta wilayah yang akan dialiri listrik pada tahun 2017 ini direncanakan meningkat bila dibandingkan dengan realisasi tahun 2016. Hal ini dikarenakan semakin dekatnya target pencapaian Jabar Caang yang kurang dari dua tahun lagi.
Salah satu kendala terbesar yang ditemui di lapangan dalam mewujudkan Jabar Caang ini antara lain, akses yang sulit dijangkau mengakibatkan distribusi sejumlah material instalasi kelistrikan seperti tiang beton, gulungan kabel dan trafo listrik menjadi terhambat dan memakan waktu lebih lama.
Selain itu penanaman tiang beton juga terkendala oleh cuaca hujan yang seringkali melanda wilayah-wilayah pedesaan yang akan dialiri listrik. Bahkan terkadang akses jalan (infrastruktur) baru bisa dilalui tiga minggu setelah hujan mereda.
Bagi masyarakat di wilayah yang masih belum mendapatkan akses listrik dapat mengajukan permohonan dengan menghubungi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral setempat ataupun otoritas pemerintah yang membidangi energi listrik di daerah tersebut.
Kemudian permohonannya disampaikan kepada PLN, kemudian akan dilakukan pengkajian untuk pembangunan infrastruktur kelistrikan di wilayahnya.Â